TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa, mengklaim pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md., bakal membuka 17 juta lapangan pekerjaan bila menang dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Bonus demografi disebut menjadi alasan peluang itu dibuka.
"Jumlah tenaga kerja Indonesia kira-kira 68-70 persen, dan puncaknya nanti di tahun 2030. Hampir 70 persen masyarakat kita adalah mereka yang umurnya harus bekerja," ujar Andika dalam diskusi bertajuk Millenial Bertanya, Anti Gagal yang digelar di Oktaf Coffee, Jakarta, Jumat, 8 Desember 2023.
Umur yang harus bekerja yang dimaksud Andika adalah di usia 15-64 tahun yang akan terjadi pada puncak bonus demografi di 2030. Kondisi ini, menurut dia, akan menguntungkan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kerugiannya, kalau jumlah segitu gak ada kerjaan, bisa memicu masalah sosial. Ketika ini terjadi maka ekonomi kita tidak akan tumbuh," tegasnya.
Menurut Andika, pada rentang waktu 2024 hingga 2045, pemerintah yang terpilih harus memastikan kecukupan lapangan kerja. "Lapangan kerja baru yang telah disediakan pemerintahan sekarang, itu kira-kira dua jutaan per tahun. Mas Ganjar menginginkan untuk lima tahun ke depan tiga jutaan, satu setengah lebih banyak dari sekarang. Dan itu nggak gampang, nggak gampang," kata Andika.
Selain itu, Andika mengatakan gol dari Ganjar-Mahfud adalah meningkatkan tiga juta per tahun lapangan kerja. Dengan cara itu, kata dia, diharapkan bisa menumbuhkan ekonomi tujuh persen. “Meski selisihnya hanya dua persen dari pertumbuhan ekonomi saat ini sebesar 5 persen, itu sulitnya bukan main, butuh kerja keras,” kata dia.
Sementara itu, Andika menyebut pasangan Ganjar-Mahfud memiliki program unggulan untuk generasi muda, yakni membangun creative hub di seluruh Indonesia. Program ini akan direalisasikan ketika Ganjar-Mahfud memang memenangkan Pilpres 2024.
”Pembentukan creative hub itu bertujuan mengakomodasi kreativitas anak-anak muda agar mereka bisa mengembangkan bakat dan minatnya, sehingga memacu berkembangnya sektor kreatif,” kata Andika.
Menurut dia, generasi muda Indonesia, khususnya yang berada di sektor industri kreatif membutuhkan akses, tak hanya wadah melainkan juga sumber daya yang mampu mendukung mereka untuk terus produktif berkarya dan berinovasi.
Pilihan Editor: Gimik Kampanye Politik Tidak Melulu Efektif, Analis Politik UNY: Waspada Jebakan Eco Chamber