TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Mahfud Md mengatakan anak muda yang tidak masuk golongan putih atau golput alias tidak memilih dalam Pemilu 2024 merupakan pribadi yang matang dalam berpikir dan bersikap. Menurut dia, anak muda seperti ini akan belajar bertanggung jawab sebagai warga negara.
“Pilihan politik boleh berbeda, tetapi tetap menjaga iklim kritis terhadap penyimpangan,” kata Mahfud Md pidato Generasi Muda Memilih Wujudkan Pemilu 2024 Tanpa Golput, yang dihelat Pengurus BEM dan Mahasiswa se-Malang Raya di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, seperti dalam keterangan tertulis pada Kamis, 7 Desember 2023.
Menurut Mahfud Md, anak muda mesti memilih pemimpin secara selektif dan tidak terbawa arus atau euforia sesaat. Memilih pemimpin meskipun hanya untuk masa jabatan lima tahun, akan sangat berpengaruh besar.
"Pilih yang menurut saudara memiliki kapabilitas, mampu membawa aspirasi masyarakat, dan akomodatif dalam menjawab tantangan permasalahan bangsa ke depan," kata Mahfud Md. Meski begitu, bagi pihak yang kalah dalam Pemilu, kata Mahfud, tak boleh anarkis dan harus bisa menerima dengan tetap ikut mengontrol jalannya pemerintahan.
Pemimpin yang terpilih dari proses Pemilu, menurut Mahfud Md, adalah cerminan pemilihnya. Jika menginginkan pemimpin atau wakil rakyat yang berkualitas, publik pun harus menjadi pemilih berkualitas. "10 sampai 15 tahun lagi yang hadir hari ini, akan jadi pemimpin yang akan menjadikan masyarakat Indonesia lebih baik, lebih cerdas, dan lebih sejahtera," kata Mahfud.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu mengatakan pihaknya mendorong generasi muda untuk aktif berpartisipasi dalam Pemilu 2024. Mahasiswa dan pemuda harus menyalurkan pilihannya alias tidak golput agar nasib bangsa terjamin ke depan. Generasi dan anak muda yang menyalurkan aspirasinya dalam Pemilu, kata Mahfud Md, akan menyelamatkan generasinya sekaligus generasi berikutnya.
"Bila anak muda dan mahasiswa concern dengan lapangan kerja, industri kreatif, digitalisasi yang dipercepat, concern dunia fesyen, maka saatnya 14 Februari 2024 datang ke TPS untuk memilih pemimpin yang benar," kata Mahfud.
Indonesia, kata Mahfud, harus dapat menunjukkan jadi negara yang matang dalam berdemokrasi. Ketika budaya demokrasi sudah terbangun mapan, kemungkinan konflik, polarisasi, dan perbedaan yang timbul akibat beda pilihan, dapat dikelola.
Oleh karena itu, meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu, akan menunjukan semakin kuatnya tatanan demokrasi. "Libatkan partisipasi seluruh elemen warga negara, termasuk mahasiswa dan anak muda," kata Mahfud Md.
Apalagi berdasarkan data, kata Mahfud, jumlah pemilih pada Pemilu 2024 sekitar 204,8 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 106,3 juta atau 52 persen berusia 17-40 tahun. Jika dirinci, persentase pemilih berusia 17-30 tahun mencapai 31,29 persen dan pemilih berusia 31-40 tahun sebanyak 20,7 persen. Artinya proporsi pemilih muda, baik generasi millenial maupun Gen Z mendominasi. "Anak muda gunakan hak pilihnya dan tidak golput, karena satu suara akan sangat besar manfaatnya untuk masa depan bangsa," kata Mahfud Md.
Pilihan Editor: Pengungsi Rohingya Kabur dari Penampungan di Lhokseumawe, Mahfud Md Berharap UNHCR Gerak Cepat