TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat bicara soal pengungsi Rohingya yang kini berada di Aceh. Menurutnya, para pencari suaka itu hanya transit di Indonesia sebelum ke negara tujuan.
“Sebelumnya ada kesepakatan bahwa terkait dengan pengungsi-pengungsi yang masuk ke negara transit dan akan ke negara tujuan, maka mau tidak mau kita harus menerima,” kata Listyo Sigit ketika ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Selasa, 5 Desember 2023.
Dia pun mengatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah Aceh dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mengenai situasi mereka.
Terkait lama tinggal mereka di Tanah Air, Sigit berujar akan mengikuti peraturan yang berlaku mengenai pencari suaka. Dia menyatakan sudah ada aturan yang mengatur berapa lama para pengungsi akan tinggal di negara transit. “Di sana sudah ada pengaturannya, berapa lama di negara transit dan berapa lama sampai di negara tujuan,” ucap Listyo Sigit.
Dia pun menyatakan Indonesia menerima para pengungsi Rohingya karena alasan kemanusiaan. Menurut Sigit, tidak ada masalah jika mereka masuk ke Indonesia karena sudah merupakan kewajiban negara untuk membantu sesama.
Sigit pun meminta semua pihak yang terlibat tetap menghormati hak-hak para pencari suaka. “Tentunya kita tetap harus menghormati dan menghargai hak-hak asasi manusia, menghormati warga negara lain yang memang membutuhkan pertolongan kita,” kata dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengungkapkan bahwa Indonesia bukan merupakan pihak dari Konvensi Pengungsi 1951. Konvensi itu mewajibkan negara-negara yang telah meratifikasinya untuk melindungi pengungsi yang berada di wilayahnya. Sebanyak 146 negara menjadi pihak dalam konvensi dan 147 merupakan pihak dalam protokol.
“Indonesia tidak memiliki kewajiban dan kapasitas untuk menampung pengungsi, apalagi untuk memberikan solusi permanen bagi para pengungsi tersebut,” ujarnya dalam pesan singkat pada Kamis, 16 November 2023.
Hampir 200 orang pengungsi Rohingya, mayoritas perempuan dan anak-anak, tiba dengan perahu besar di provinsi Aceh pada Selasa, 14 November 2023 lalu. Mereka terdampar di Pantai Kemukiman Kalee, Gampong Batee, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh.
Selain itu, pada awal tahun ini beberapa ratus orang Rohingya juga sudah tiba di Aceh. Sebagian besar dari mereka meninggal di laut karena penyakit, kelaparan, dan kelelahan. Menurut data UNHCR, tahun 2022 menjadi salah satu tahun paling mematikan dalam satu dekade bagi para pengungsi.
Data yang disampaikan UNHCR pada awal tahun menyebut Indonesia saat ini menampung 12.805 pengungsi dari 51 negara, dan sekitar 1.000 orang atau 8 persen di antaranya adalah pengungsi Rohingya.
Etnis Rohingya merupakan minoritas Muslim di Myanmar yang menggunakan bahasa Rohingya dan memiliki kemiripan dengan bahasa Bengali. Mereka tinggal di Rakhine yang merupakan negara bagian termiskin di Myanmar.
Pilihan Editor: Alasan Kapolda Aceh Minta Tanggung Jawab UNHCR Soal Pengungsi Rohingya di Aceh
SULTAN ABDURRAHMAN | DANIEL A. FAJRI | NABIILA AZZAHRA