TEMPO.CO, Jakarta - Bibit Korps Marinir sudah dimulai di Tegal pada 15 November 1945 pasca peritiwa pertempuran Surabaya. Perkembangan Korps Marinir dapat dibagi menjadi 5 periode.
Seperti dilansir dari laman marinir.tnial..mil.id, periode ini adalah periode awal terbentuknya satuan organisasi yang menjadi cikal bakal Korps Marinir, yaitu “Corps Mariniers” yang juga bagian dari Corps Armada (CA) IV Tegal. Korps Mariniers dikomandani pertama kali oleh Mayor Laut Agus Subekti.
Pada tanggal 9 Oktober 1948, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Nomor A/565/1948, Corps Mariniers ditetapkan menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL). pada periode ini, didirikan Pusat Pendidikan KKO-AL dan Pusat Pendidikan Amfibi di Surabaya.
Pada tahun 1951, status organisasi KKO-AL adalah sebagai Kotama ALRI dengan sebutan Pasukan Komando (Pasko) dimana Markas Komando juga merupakan Markas KKO-AL.
Selain itu, pada tahun 1955-1959, KKO-AL juga mengalami perubahan dalam bidang organisasi yang terdiri dari Markas Besar KKO-AL Komando Utama KKO-AL, Pastermar, Paskohanmarnas dan Unsur-unsur Pelayanan Kotama.
Periode ini juga ditandai dengan situasi Trikora, Dwikora, dan G30S dimana KKO-AL ikut menghadapi. Setelah Trikora, perkembangan KKO-AL semakin pesat. Misalnya dengan dibentuknya Pasukan Komando Armada II di Jakarta dan Surabaya. Selain itu, juga dibentuk pusat-pusat pendidikan lain seperti Pusat Latihan Pertempuran di Purboyo.
Dalam lintasan sejarah Korps Marinir ada episode menarik pada saat Indonesia berkonfrontasi dengan negara tetangga Malaysia.
Dilansir dari laman marinir.tnial.mil.id, pada periode 1951-1965, Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL) yang merupakan cikal bakal dari Korps Marinir, ikut menghadapi situasi dan kondisi Dwikora.
Dilansir dari laman sejarah-tni.mil.id, Operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora) adalah konfrontasi militer dengan Malaysia yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno sebagai buntut gagalnya perundingan dengan Malaysia yang dianggap negara boneka Barat apabila bentuk negara Malaysia berupa federasi.
Arif Saefuddin dalam bukunya berjudul “Patriot Bangsa dari Kota Perwira: Biografi Usman Janatin, 1943-1968” menjelaskan untuk melaksanakan rencana tersebut, berbagai Angkatan Bersenjata dikerahkan termasuk Angkatan Laut.
Angkatan Laut juga membentuk komando-komando yang bersifat gabungan untuk melancarkan operasi-operasi militer.
Selain itu, Angkatan Laut juga mengadakan operasi yang dibentuk oleh Menteri Panglima Angkatan Laut sendiri seperti Komando Tinggi Khusus Siaga (KOTUSUSGA), Komando Armada Siaga (KORGA), Komando Operasi Khusus Armada (KOGA), dan Komponen Strategi Laut Siaga (KOMSTRALAGA).
Dalam melaksanakan tugas-tugas komandan ini, KKO-AL sebagai bagian dari Angkatan Laut juga ikut dikerahkan. KKO-AL bertugas untuk mengadakan latihan-latihan dan operasi tempur serta operasi khusus di seluruh perairan Indonesia.
Selain itu, KKO-AL juga bertugas untuk mengangkut, mengawal, dan memindahkan pasukan-pasukan sukarelawan ke daerah perbatasan. KKO-AL juga ikut dalam Operasi A/KOTI yang berada di bawah Men/Pangad.
DIMAS KUSWANTORO | NAUFAL RIDHWAN ALY
Pilihan editor : Kesaksian Tim Evakuasi, Jumlah 7 Jenazah Pahlawan Revolusi Korban- G30S Prajurit sampai Pingsan