Jenderal Soedirman dan taktik perang gerilya
Jenderal Soedirman adalah penggagas taktik perang gerilya di Indonesia. Dinukil dari Muhammadiyah.or.id, taktik gerilya Jenderal Soedirman bertujuan untuk memecah konsentrasi kolonial Belanda. Hal ini dilakukannya dengan berpindah-pindah tempat dan menyeberangi sungai, gunung, lembah, dan hutan. Selain itu, dalam peperangan model ini para tentara juga bergabung dengan rakyat.
Saat melakukan taktik gerilya, Soedirman disebut tengah mengalami sakit TBC. Tidak bisa dipungkiri, ketika itu Belanda tengah menguasai pos-pos strategis di tengah kota. Dengan taktik ini Soedirman harus melakukan taktik berpindah-pindah tempat dan melakukan perjalanan memasuki desa-desa kecil. Karena sakit, hal ini membuatnya harus ditandu oleh pasukan gerilya.
Pada saat itu, Yogyakarta menjadi sasaran penyerangan utama ketika Agresi Militer Belanda II. Belanda telah menguasai Jakarta sebelumnya, dan Yogyakarta menjadi ibu kota sementara. Di kota ini, Belanda juga melayangkan serangan utamanya pertama kali melalui Pangkalan Udara Maguwo, kemudian berlanjut lewat serangan darat.
Puncak penyerangan gerilya ini terjadi pada 1 Maret 1949 ketika tentara Indonesia menyerang pos-pos militer Belanda pada pagi hari. Serangan serentak ini tidak hanya terjadi di Yogyakarta saja, melainkan seluruh wilayah di Indonesia. Dengan hal ini, dalam kurun waktu 6 jam saja Tentara Indonesia kembali menguasai Yogyakarta. Peristiwa ini juga diingat sebagai Serangan Umum 1 Maret.
Saat Belanda mulai menarik diri, Jenderal Soedirman dipanggil ke Yogyakarta pada Juli 1949. Dia ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda. Namun Sukarno melarang. Penyakit TBC-nya kambuh. Soedirman pensiun di usia muda dan pindah ke Magelang. Dia wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Soedirman kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | GERIN RIO PRANATA | NAUDAL RIDHWAN ALY I NAOMY AYU NUGRAHENI
Pilihan Editor: Indonesia Hanya Memiliki 3 Jenderal Besar, Termasuk Jenderal Soedirman