TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat Agus Subiyanto mengatakan penanganan Papua perlu konsep yang tidak hanya terbatas pada Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau Kepolisian (Polri).
“Di sana (Papua) kalau hanya menggunakan senjata itu tidak akan selesai. Mungkin kesejahteraannya akan kita tingkatkan, tapi keamanannya tetapi terjaga,” kata Agus usai pelantikan di Istana Negara pada Rabu, 25 Oktober 2023.
Konflik Papua berlangsung sejak 1965. Data Institute for Policy and Analysis of Conflict (2022) menunjukkan, sepanjang 2010-2017, sebanyak 53 warga sipil tewas akibat konflik antara Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian RI dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Sementara Pada 2018-2021, jumlahnya meningkat jadi 125 orang.
Dewan Gereja Papua melaporkan sekitar 60 ribu orang Papua mengungsi untuk menghindari konflik. Lembaga Ketahanan Nasional (2023) menyebutkan jumlah aksi kekerasan di Papua cenderung meningkat pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, serta tak ada korelasi antara indikator ekonomi-sosial dan aksi kekerasan.
Jokowi mengunjungi Papua sebanyak 18 kali selama menjabat sebagai presiden. Saat kunjungannya terakhir ke Papua, Jokowi menyatakan daerah itu aman.
“Secara umum, 99 persen enggak ada masalah, jangan masalah yang kecil dibesar-besarkan, semua di tempat, di mana pun di Papua, aman-aman saja,” kata Jokowi di Papua pada 7 Juli 2023.
Agus, saat di Istana Merdeka mengatakan ia dan Presiden membahas soal pendekatannya dalam menangani isu Papua ini, namun tidak mengelaborasi lebih lanjut. Ia hanya menyebut perlunya kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain.
DANIEL A. FAJRI, ANDI ADAM FATURAHMAN (KORAN TEMPO), MAJALAH TEMPO
Pilihan Editor: Profil Agus Subiyanto, KSAD Baru Pengganti Dudung Abdurachman