Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Kesaktian Pancasila Bukan Hari Lahir Pancasila

image-gnews
Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock
Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaHari Kesaktian Pancasila merupakan salah satu dari dua hari besar yang dirayakan di Indonesia tentang Pancasila, lainnya yakni terdapat Hari Lahir Pancasila. Namun demikian, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang sering tertukar mengenai konsep ataupun pemaknaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila.

Secara garis besar, perbedaan signifikan terdapat tanggal perayaan, Hari Kesaktian Pancasila dirayakan setiap tahunnya pada 1 Oktober. Sementara itu, Hari Lahir Pancasila juga dirayakan setiap tahunnya, tetapi pada tanggal yang berbeda dengan Hari Kesaktian Pancasila, yakni 1 Juni setiap tahunnya.

Namun demikian, selain terletak pada tanggal perayaan, perbedaan lainnya juga terletak pada latar belakang pencetusan kedua tanggal tersebut sebagai hari besar Pancasila. Hari Kesaktian Pancasila diperingati sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan revolusi yang gugur akibat G30S, sementara itu Hari Lahir Pancasila diperingati setiap 1 Juni merujuk pada momen pidato Sukarno pada sidang BPUPKI, yang memperkenalkan pertama kali konsep Pancasila sebagai ideologi negara.

Meskipun demikian, sejarah mengenai Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila tidak dapat dimaknai sesingkat tersebut. Seperti dilansir dari berbagai laman, berikut sejarah Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila.

Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober, merupakan sebuah hari penghormatan bagi pahlawan revolusi yang gugur akibat Gerakan 30 September, yang menurut versi Pemerintah Orde Baru dilakukan oleh PKI. Selain itu, Hari Kesaktian Pancasila juga diperingati sebagai hari bertahannya Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia, setelah sempat mengalami upaya penggantian ke ideologi komunisme pada G30S 1965 oleh PKI.

Seperti dilansir dari laman Fahum.umsu.ac.id, Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober ditetapkan pertama kali pada 17 September 1966 melalui Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat dengan nomor surat Kep 977/9/1966. Meskipun diperingati sebagai hari eksistensi Pancasila, tetapi Hari Kesaktian Pancasila juga menuai kontroversi.

Menurut Arya Wanda Wirayuda selaku Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Hari Kesaktian Pancasila dapat dikatakan sebagai upaya mitologisasi pemerintah dalam memperkuat Pancasila. Selain itu, Hari Kesaktian Pancasila juga merupakan pembuktian bahwa peristiwa Gerakan 30 September yang dianggap melawan Pancasila berhasil ditumpas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hari Lahir Pancasila

Berbeda dengan Hari Kesaktian Pancasila, Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni merujuk pada momen sidang BPUPKI dalam merumuskan dasar negara Republik Indonesia. Selain itu, seperti dilansir dari laman Djkn.kemenkeu.go.id, perayaan Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni juga diperingati karena pada tanggal tersebut di 1945, Soekarno menyampaikan pidatonya yang berisi ide serta gagasan terkait Indonesia merdeka pada forum sidang BPUPKI yang kedua. 

Namun demikian, sebelumnya pidato Soekarno belum menemukan judul pidatonya, hingga pada akhirnya, Ketua BPUPKI, yakni Dr. Radjiman Widyodiningrat memberikan sebutan pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 sebagai “Lahirnya Pancasila”. Dalam pidatonya tersebut, Soekarno menyampaikan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Kebangsaan, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Ketuhanan yang Maha Esa.

Meskipun demikian, pada 1970, pemerintah Orde Baru melalui Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban atau Kopkamtib sempat melarang peringatan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Pelarangan tersebut buntut dari argumen Kepala Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia periode 1974 hingga 1983, yakni Nugroho Notosusanto yang menyebut bahwa 1 Juni bukanlah Hari Lahir Pancasila yang menjadi ideologi bangsa, melainkan Hari Lahir Pancasila versi Sukarno.

RENO EZA MAHENDRA  I BANGKIT ADHI WIGUNA

Pilihan Editor: 22 Bulan Setelah G30S Museum Lubang Buaya Diresmikan Soeharto

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

54 Tahun Prananda Prabowo, Profil Putra Megawati dan Perannya di PDIP

2 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah), bersama Ketua DPP Puan Maharani (kiri), Kepala Pusat Analisa dan Pengendali Situasi Prananda Prabowo (kanan) yang juga anak-anaknya berpegangan tangan saat berfoto bersama dalam penutupan Rakernas III PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Juni 2023. Rakernas III PDI Perjuangan itu menghasilkan 17 poin rekomendasi eksternal seperti visi-misi Capres-Cawapres dari PDIP, dan memerintahkan seluruh kader Partai menangkan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. TEMPO/M taufan Rengganis
54 Tahun Prananda Prabowo, Profil Putra Megawati dan Perannya di PDIP

Prananda Prabowo putra Megawati Soekarnoputri, organisatoris PDIP yang pernah dipuji Jokowi, genap berusia 54 tahun pada 23 April 2024.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

2 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

28 hari lalu

Film Darah dan Doa karya Usmar Ismail. wikipedia
Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

Pengambilan gambar film Darah dan Doa dijadikan peringatan Hari Film Nasional setiap 30 Maret


Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

31 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

31 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?


Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

40 hari lalu

Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia ke-6. Wikipedia
Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

Pencetus THR adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi. Siapa dia? Bagaimana kiprahnya?


58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

45 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

46 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

Kilas balik Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar, ada 3 jenderal yang bertemu Sukarno sebelumnya di Istana Bogor. Siapa mereka?


Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

46 hari lalu

Karina Kartika Sari Dewi Soekarno. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

Tepat setahun peristiwa Supersemar, anak Sukarno-Ratna Sari Dewi di Prancis. Ia diberi nama Karina Kartika Soekarno, ini profilnya.


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

47 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer