Apa sebenarnya yang menyebabkan Sri Sultan meninggal? Di Tokyo, di hotel, ia tampak menggunakan kursi roda. Hal itu diungkapkan oleh Tony Suryo, seorang kolega Pangeran Mangkubumi yang juga bertemu dengan Sri Sultan di Jepang. Namun saat ditanya, kata Tony Suryo, bekas wakil presiden itu menjawab “tidak apa-apa, hanya capek saja.”
Kesaksian serupa disampaikan Emil Salim. Dia menyebut Sri Sultan menggunakan kursi roda. Namun saat menghadiri acara, alat tersebut tidak digunakan. Alasan yang diberikan kepada Emil, Sri Sultan mengaku kakinya keseleo karena jatuh ketika di Jakarta. Ketika tiba di Washington, D.C., setelah menginap dua hari di New York, ia juga tampak masih menggunakan kursi roda.
Tapi kendati terlihat menggunakan kursi roda, Sri Sultan tak menunjukkan tanda sakit. Bahkan, menurut sebuah keterangan, ketika menjalani check up di Rumah Sakit Walter Reed, ia tak menunjukkan persoalan yang perlu ditangani segera. Tapi maut bisa dengan sempurna bersembunyi. Ahad itu, Sultan dikabarkan masih sempat makan siang di restoran Cina “Hunan” di Rockville, Maryland, dekat Washington.
Tapi, jam 17.00, di Hotel Embassy Row – sebuah hotel persis di depan Kedubes RI, di Massachusetts Avenue, Hamengku Buwono IX muntah-muntah. Lima belas menit berselang seorang pejabat KBRI memanggil ambulans dan datang sepuluh menit kemudian. Sri Sultan mengeluh sakit pada dadanya. Ia pun diberi pernapasan darurat dan dibawa ke Rumah Sakit George Washington, hanya sekitar 1 kilometer dari Embassy Row.
Pukul 17.45, setiba di rumah sakit, Hamengku Buwono dimasukkan langsung ke ruang gawat darurat. Menurut keterangan pihak rumah sakit, dia kena serangan jantung. Sumber lain menyatakan, ia dalam tekanan darah yang sangat rendah. Tak seorang pun diizinkan masuk. Termasuk Norma dan para pejabat KBRI. Pukul 20.05 Sultan Hamengku Buwono IX dinyatakan wafat, setelah istrinya dipanggil masuk ke ruangan darurat itu.
Selanjutnya: Berita bohong, Sultan HB IX pernah dikabarkan meninggal sebelumnya