TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan konflik agraria hari ini terjadi karena banyak tanah pertanian dikonversi.
"Ini kan banyak sekali persoalan di masalah tanah karena dikonversi," ujar dia dalam Rapat Kerja Nasional atau Rakernas IV PDIP di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Ahad, 1 Oktober 2023.
Megawati mengatakan, sekilas, konversi lahan dilakukan untuk hal-hal yang lebih bagus. Padahal, kata dia, hal itu tidak dilakukan dengan melihat visi ke depan. "Kalau 1 hektare tanah pertanian itu diambil hanya untuk katakan membangun gedung, berarti paling tidak ada 3 keluarga kehilangan tanah," kata dia.
Konversi lahan, kata dia, membuat keluarga pemilik tanah sulit mendapatkan nafkah. "Bung Karno memberi contoh dengan Pak Marhaen. Dia semua ada, hanya yang belum punya apa? Kemandirian untuk lebih daripada apa yang dia punya," kata dia.
Megawati mengatakan para kader PDIP harus bergotong-royong untuk membela kaum miskin. "Kalau kalian sudah tidak mau membela kaum papa dan fakir miskin, itu kalian bukanlah sebenarnya mempunyai roh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," ujar dia.
Namun, Megawati mengatakan watak demokrasi pemberdayaan dengan turun ke bawah terancam semakin hilang. "Kejadian ini muncul tadi seperti konflik agraria," ujar dia.
Megawati mengaku membangun PDIP untuk menjadi partai pelopor. "Dia bisa semua. Dia mampu menolong rakyat. Dia bisa kalau digerakkan, diorganisasi, bukan dimobilisasi," kata dia.
Untuk itu, Megawati meminta seluruh kader partai dekat dekat rakyat. "Terus kalian nggak mau dekat dengan rakyat? Terus kalian mau apa? Coba pikirkan," ujar dia.
Pilihan Editor: Jokowi Khawatir Soal Ketahanan Pangan, Ini Wacana Swasembada Pangan Orde Lama Lewat Rencana Kasimo