TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei terbaru lembaga Indikator Politik Indonesia menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih mendominasi pilihan partai menjelang Pemilu 2024. Salah satu pendorongnya adalah pengaruh ketokohan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
“Untuk PDIP, pengaruh Pak Jokowi ini ternyata tinggi, untuk mereka yang memilih karena alasan suka terhadap Bu Mega 2,4 persen, sementara pada Pak Jokowi 22 persen. Ini cukup jauh bedanya,” kata Peneliti Utama Indikator Hendro Prasetyo dalam paparannya secara daring Sabtu 30 September 2023.
Indikator mengungkap hasil surveinya yang dilaksanakan pada 25 Agustus sampai dengan 3 September 2023. Total sampel sebanyak 4.090 responden yang punya hak pilih dalam pemilihan umum - berumur 17 tahun ke atas. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Menggunakan metode simple random sampling, survei tersebut memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hendro dalam pemaparannya mengatakan, faktor ketokohan ini juga berlaku untuk sejumlah partai lain. Pemilih Partai Gerindra misalnya, menyukai sosok Prabowo Subianto. Namun tidak semua partai menonjol – Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa contohnya karena faktor terbiasa dan kedekatan ideologis.
PDIP dengan perolehan 26 persen unggul dibandingkan dengan pesaing di bawahnya yakni Gerindra. Partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu meraih perolehan angka sebesar 12,6 persen. Persentase digit ganda hanya diperoleh oleh kedua partai parlemen tersebut.
Di urutan ketiga, Partai Golkar hanya meraih angka sebesar 9,2 persen, disusul PKB dengan 7,5 persen. Demokrat 5,1 persen, NasDem 2,8 persen, PAN 4,5 persen, Sementara PPP 2,4 persen.
DANIEL A. FAJRI