INFO NASIONAL - Di bidang ekonomi, Ganjar menaruh perhatian kepada pembangunan ekonomi rakyat. Sejumlah program digulirkan untuk mengangkat usaha kecil di Jawa Tengah. Selama menjadi gubernur, Ganjar melakukan revitalisasi dan membangun 84 pasar tradisional sebagai bentuk keberpihakan kepada pedagang tradisional.
Revitalisasi bertujuan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat. Menurut Ganjar, pemerintah dan negara harus terlibat membangun pasar desa. "Kami yang harus membangun, karena investor nanti berebut kios dan harga ditentukan investor. Maka pasar-pasar di desa, kabupaten, kota, akan lebih baik kalau pemerintah yang mendorong," tuturnya.
Ganjar juga memprioritaskan pembangunan sektor pariwisata berbasis masyarakat melalui desa wisata. Jumlah desa wisata terus melonjak dari 528 desa wisata pada 2020 menjadi 717 pada 2021 dan sebanyak 818 pada 2022.
Bantuan keuangan diberikan kepada 100 desa wisata sebanyak Rp 18 miliar pada 2020. Jumlah bantuan terus bertambah menjadi Rp 32 miliar untuk 260 desa wisata pada 2021. Pada 2022, bantuan yang diberikan kepada 131 desa wisata sebesar Rp 18,5 miliar.
Untuk mendorong perekonomian rakyat, Ganjar memberikan bantuan kredit murah dengan bunga sebesar dua persen kepada pedagang tradisional. Khusus pelaku usaha mikro, Pemerintah Jawa Tengah memberikan Kredit Mitra Jateng 25 dengan bunga tiga persen untuk pelaku usaha mikro.
Tidak hanya itu, Ganjar juga mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan berbagai program. Beberapa di antaranya, yaitu pembangunan Hetero Space serta penyediaan kredit usaha rakyat (KUR) bagi pelaku usaha kecil.
Hetero Space merupakan pusat kreatif atau creative hub sebagai wadah belajar, mengenai berbagai kebutuhan pengetahuan UMKM sebelum menjual produknya. Para pelaku usaha akan belajar mulai dari pembukuan, pengemasan, pelabelan sampai fotografi. “Kami butuh semacam creative hub sebagai tempat belajar pelaku UMKM,” kata Ganjar, Sabtu, 12 Agustus 2023.
Jawa Tengah membangun Hetero Space untuk mewadahi karya anak muda dan pengembangan UMKM di Semarang, Solo dan Banyumas. Hetero Space melibatkan ribuan anggota dengan 3.000 anggota. Jumlah pengunjung tercatat sebanyak 13.000 orang, 500 komunitas lokal, 300 program dan 1.000 event. Kemudian melibatkan 15.000 UMKM, 2.500 startup, 100 perusahaan dan 250 ribu orang telah mendapat keuntungan.
Ganjar mengatakan setelah belajar dan mendapatkan pengetahuan bisnis, pelaku UMKM butuh modal untuk pengembangan usahanya. Pemerintah Jawa Tengah memberikan KUR dengan tiga persen per tahun. Program ini diluncurkan dengan menggandeng Bank Jateng.
Dia berkomitmen menyejahterakan masyarakat serta memajukan UMKM selama memimpin Jawa Tengah. Berkat program ini Jateng meraih penghargaan sebagai penyalur KUR terbaik tingkat nasional.
Selama 2022, Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah mencatat, nilai penyaluran kredit usaha rakyat sebanyak Rp.65,5 triliun. “Maka fungsi pemerintah sebenarnya, tinggal memfasilitasi agar mereka (pelaku UMKM) bisa berkembang,” kata Ganjar.
Terobosan pengembangan UMKM yang dilakukan Ganjar berbuah hasil. Saat ini, sejumlah UMKM di Jawa Tengah berkembang hingga ranah internasional. Dibuktikan dengan adanya ekspor ke Singapura, Jepang, hingga Eropa.
Jumlah pelaku UMKM di Jawa Tengah juga mengalami lonjakan. Pada 2018, tercatat sebanyak 143.738 pelaku usaha, naik menjadi 161.458 pada 2019. Jumlah usaha kecil menengah bertambah menjadi 167.391 pada 2020 dan 173.431 pada 2021. Hingga akhir 2022, tercatat sebanyak 178.821 UMKM di Jawa Tengah.
Adapun UMKM berdasarkan sektor di triwulan 4 tahun 2022, yakni dari sektor produksi sebanyak 64.115; pertanian sebanyak 28.373; perdagangan sebanyak 65.391; dan jasa sebanyak 20.942.
Adapun jumlah tenaga kerja UMKM binaan di Jawa Tengah sebanyak 1,32 juta orang pada 2022, naik dari 1,31 juta pekerja pada 2021. Sedangkan pada 2020 jumlah pekerja di sektor ini sebanyak 1,29 juta orang.
Omset UMKM juga terus menanjak dari Rp 55,69 triliun pada 2018 menjadi Rp 67,55 triliun pada 2019. Sempat mengalami penurunan sedikit akibat pandemi Covid-19 menjadi Rp 67,08 triliun pada 2020. Pada 2021 omset UMKM di Jawa Tengah naik menjadi Rp 68,24 triliun dan Rp 68,48 triliun pada 2022.