INFO NASIONAL - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengajak seluruh elemen bangsa mempererat tali silaturahmi untuk mengukuhkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa. Terlebih, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah resmi menetapkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Pilpres 2024.
"Saatnya para elit poltik dan seluruh elemen elemen bangsa untuk senantiasa mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Mari kita dukung bersama presiden terpilih Prabowo-Gibran melakukan pembangunan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045," ujar Bamsoet usai menghadiri halal bihalal di Kantor DPP PKS Jakarta, Sabtu, 27 April 2024.
Hadir antara lain Ketua Mejelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Wakil Ketua Dewan Syura PKS Hidayat Nur Wahid, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi, Ketua DPD RI La Nyala Mataliti. Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, Plt Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Fraksi PDIP DPR RI Utut Adianto serta Ketua Fraksi PAN Saleh Daulay.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini berharap semua akibat dari perbedaan pilihan dalam Pemilu serta perselisihan Pemilu bisa disudahi seiring dengan keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa perselisihan hasil Pilpres 2024. Karena seluruh tahapan hukum sudah dijalani sesuai aturan yang ada.
"Terlalu mahal harga yang harus dibayar jika perbedaan politik dalam Pemilu harus mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi sampai mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita harus bersatu kembali bergotong royong membangun sinergi dan kekuatan untuk kemajuan umat, bangsa dan negara," kata Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menambahkan, partai politik peserta pemilu 2024 harus mengutamakan kepentingan bangsa. Dengan demikian, partai politik yang kemarin bertarung bisa melebur menjadi satu demi kesejahteraan Indonesia.
"Dunia politik tak ubahnya sebuah 'game' atau permainan. Di politik kita bisa mati berkali-kali dan hidup berkali-kali. Karenanya, para politisi harus memiliki jiwa kesatria yang tidak mudah sakit hati jika kalah dalam permainan," pungkas Bamsoet. (*)