Dalam laporan utama Majalah Tempo edisi Ahad, 3 September 2023, Deputi Badan Litbang Partai Demokrat Syahrial Nasution membenarkan ada permintaan dari Sudirman untuk bertemu dengan Agus Yudhoyono.
"Permintaan Anies bertemu dengan Mas Agus itu memang ada, tapi ditolak," kata Syahrial.
Mendapat penolakan dari Demokrat, deklarasi Anies-Muhaimin dimatangkan pada Kamis, 31 Agustus lalu. Petinggi Partai Kebangkitan Bangsa dan NasDem bersepakat menggelar deklarasi dua hari kemudian. Deklarasi itu berlangsung satu hari sebelum Surya Paloh melawat ke Eropa.
Sudirman mengatakan Ketua Umum NasDem itu hanya meminta Tim 8 mempertimbangkan waktu deklarasi agar tidak dilakukan tergesa-gesa.
“Pak Surya Paloh tidak menolak Mas AHY untuk menjadi Bacawapres Mas Anies. Tetapi untuk mendeklarasikan dalam waktu dekat beliau nyatakan belum siap,” kata Sudirman.
Sudirman mengatakan Surya Paloh juga membuka opsi yang lebih baik soal calon pendamping Anies. Sudirman lantas meminta izin untuk menjelaskan rencana Muhaimin Iskandar sebagai pendamping Anies.
Sudirman Said juga mengatakan ada diskusi bagaimana menjaga Partai Demokrat tetap berada dalam Koalisi Perubahan pengusung Anies apabila Muhaimin alias Cak Imin menjadi bacawapres. “Saya ditugasi mengatur pertemuan Mas Anies dan Mas AHY secepat mungkin untuk mendiskusikan perkembangan ini,” ujarnya.
Sudirman mengatakan komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah berlangsung cukup lama. Meski pada akhirnya, kata dia, faktor yang sangat menentukan adalah kesepakatan Surya Paloh dan Cak Imin.
“Pertemuan sambil makan malam di hari Selasa (22 Agustus 2023) itu menjadi penentu menuju bergabungnya PKB ke Koalisi Perubahan,” kata dia.
EKA YUDHA SAPUTRA | ADINDA YOVITA | FEBRIYAN
Pilihan Editor: Arsjad Rasjid Jadi Ketua TPN Ganjar Pranowo, Pengamat Wanti-wanti Bawaslu Cermat dan Ketat
Catatan revisi: Berita ini telah diubah pada hari Ahad, 10 September 2023 pukul 21.47 WIB. Perubahan dilakukan pada sub judul dari sebelumnya "Cak Imin dibutuhkan untuk tarik suara NU" menjadi "Surya Paloh belajar dari Jokowi." Perubahan dilakukan karena ada kesalahan dalam pengutipan pernyataan narasumber. Kami memohon maaf atas kesalahan tersebut.