TEMPO.CO, Solo - Hingga berakhirnya masa jabatan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah per 5 September 2023 lalu, penanganan stunting menjadi salah satu pekerjaan rumah yang masih harus terus diintervensi oleh Pemerintah Provinsi Jateng. Angka stunting di Jateng sendiri pada tahun 2024 ditargetkan turun hingga sebesar 14 persen.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah, Eka Sulistya Ediningsih, mengatakan kasus stunting di Provinsi Jateng saat ini masih berada di angka 20,8 persen.
Baca Juga:
"Di sisi lain target penurunan sebesar 14 persen. Sehingga kami masih harus bekerja keras untuk bisa menurunkan angka stunting sebesar 6 persen," ujar Eka saat ditemui awak media di sela-sela kegiatan Kegiatan Edukasi Pencegahan Stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Anak di Graha Saba Buana Kota Solo, Kamis, 7 September 2023.
Eka mengakui pihaknya masih dibutuhkan perhatian dalam upaya penurunan stunting di Provinsi Jateng tersebut. Ia menyatakan akan dilakukan upaya yang sangat keras dengan melaksanakan lima pilar percepatan penanganan stunting.
"Dengan upaya yang sangat-sangat keras dengan berbagai ini inovasinya mudah-mudahan angka stunting bisa segera turun dan mencapai target 14 persen atau bahkan di bawahnya, mengingat Provinsi Jateng merupakan salah satu provinsi penunjang angka nasional,” katanya.
Eka pun menyataka optimistis pada 2024 nanti target 14 persen bisa tercapai, apalagi banyak dukungan yang diberikan pihak swasta. Salah satunya dari Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GPFI) melalui kegiatan edukasi pencegahan stunting dan bantuan vitamin hingga makanan tambahan bagi masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan GP Farmasi melalui kegiatan ini untuk membantu BKKBN. Kami berharap bantuan dan dukungan akan terus dilakukan secara kontinyu bagi Provinsi Jawa Tengah,” katanya.
Ia yakini dengan bantuan dari GP Farmasi bisa gotong-royong mempercepat penurunan angka stunting. "Satu perusahaan saja sangat membawa dampak besar, apalagi jika gabungan banyak perusahaan. Karena memang ini tidak bisa dikerjakan sendiri oleh Pemerintah,” ucap dia.
Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, Andreas Bayu Aji mengatakan, selama dua tahun terakhir ini pihaknya telah menggelar kegiatan yang ditujukan untuk membantu menurunkan angka stunting di Tanah Air.
“Terus terang ini memang program baru dari asosiasi. Kurang lebih baru dua tahun terakhir ini kita melakukan kegiatan ini dan dengan BKKBN. Namun dari masing-masing anggota sebenarnya sudah cukup sering melakukan kegiatan yang bisa mendukung upaya pemerintah untuk mengatasi angka stunting,” paparnya.
Ia pun siap menjawab tantangan dari BKKBN Jawa Tengah agar ke depannya GP Farmasi Indonesia bisa terus menggelar kegiatan secara intens untuk menekan angka stunting.
“Kita siap saja dan harapannya BKKBN bisa memberikan data, kabupaten atau kota mana saya yang bisa dibantu untuk menekan angka stunting,” kata Aji.
SEPTHIA RYANTHIE
Pilihan Editor: Cukup Sering Megawati Ingatkan Jokowi Soal Stunting: Kesal Saya...