TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pakar Partai NasDem, Peter F Gontha membongkar alasan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, memilih Muhaimin Iskandar sebagai pendamping Anies Baswedan. Peter menyatakan Surya belajar banyak tentang sukses Jokowi dalam memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 dan 2014. Dalam dua momen itu, Jokowi memilih Jusuf Kalla dan Ma'ruf Amien.
"Itu pula yang sejak awal pencapresan Anies, Surya Paloh bersama timnya membuat kalkulasi politik siapa yang layak memberi kemenangan bagi Anies," kata Peter dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 7 September 2023.
Kepada reporter Tempo, Adinda Yovita, Peter mempersilakan Tempo mengutip tulisannya itu. Peter menyebutnya sebagai catatan sejarah.
Surya dekati Khofifah, Yenny Wahid, Said Aqil, Mahfud Md hingga Muhaimin
Surya, menurut Peter, sudah sejak lama melihat potensi kelompok nasionalis tradisional religius yang direpresentasi oleh kaum santri dari lingkungan Nahdlatul Ulama. Dia menyatakan, Surya pun sempat melakukan pendekatan terhadap sejumlah nama.
Di antara yang disebut Peter adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Selain memiliki latar belakang NU, Khofifah juga dinilai sebagai tokoh perempuan yang kuat dan memiliki massa besar.
Politikus NasDem, Effendy Choirie, juga sebelumnya menyatakan pihaknya mendekati Khofifah untuk menjadi pendamping Anies Baswedan. Hanya saja, Effendy menyatakan Khofifah menolak secara halus tawaran itu.
Selain itu, ada pula nama puteri Presiden Indonesia ke-4 Abdurachman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid. Sayangnya, menurut Peter, Yenny dinilai tak memiliki akar yang kuat di kalangan NU.
"Ada pula Yenny Wahid, puteri pendiri PKB dan cicit pendiri NU namun sayangnya tidak memiliki akar kuat di bawah," kata Peter.
Tak hanya dua nama yang sudah beredar di publik itu saja, Peter pun menyebut nama politikus senior PKB, Said Aqil Siradz dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md.
Peter tak menyebutkan alasan kenapa Said Aqil batal menjadi cawapres Anies. Mahfud Md di sisi lain sempat menyatakan menolak tawaran itu karena tak ingin Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang digalang NasDem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKB) bubar.
Selanjutnya, Surya Paloh manfaatkan momentum goyahnya dukungan Muhaimin dan PKB ke Prabowo