TEMPO.CO, Jakarta - Eks Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengungkap rumah miik orang tuanya yang dikontrakan digunakan tempat sindikat penipuan online. Kerugian yang timbul dari sindikan in berupa tunggakan biaya listrik sampai pengrusakkan sejumlah interior rumah.
Dino menjelaskan kronologinya. Mulanya pemuda asal Lampung atas nama Julio Saputra ingin mengontrak rumahnya di Jalan Kemang, Jakarta Selatan selama satu tahun. Pertemuan keduanya dimulai Februari 2024. Dari kesepakatan kontrak tersebut, Dino hanya meminta syarat berupa KTP calon pengontrak.
Sebelumnya, Dino mengunggah dalam Instagramnya @dinopattidjalal ihwal malfungsi propertinya. Tak hanya malfungsi, juga ada pengrusakkan sejumlah interior rumah, diunggah pada Selasa, 29 Agustus 2023.
"Julio mengaku bahwa rumah itu hanya akan ditempati oleh keluarga, tidak ada aktivitas bisnis lainnya," kata Dino yang saat itu mengaku tak menaruh curiga dari penjelasannya Julio.
Selama proses kontrak tersebut berjalan, Dino sama sekali tak mendapati kabar miring ihwal aktivitas di propertinya yang dikontrakannya. Semua aktivitas skata Dino, tampak normal.
Dari informasi yang didapatnya, pengontrak rumahnya sangat tertib, satu waktu hanya ada dua orang yang tampak keluar masuk rumah.
Namun tak lama berselang, Dino mendapati kabar dari stafnya bahwa rumah yang di kontrakan tersebut mengalami tunggakan listrik selama 3 bulan lamanya.
Tanpa menunggu lagi, Dino pun mengaku langsung mengunjungi rumah tersebut. Pria berusia 57 tahun itu menuturkan penampakan rumah sangat sunyi dari aktivitas manusia. Dalam benak Dino, ia sempat menduga bahwa orang yang menempati rumah telah meninggal dunia.
"Saya pikir Mungkin orangnya sudah meninggal atau apa. Jadi kita masuk terus kita masuk itulah kelihatan rumahnya sudah kosong semua orang sudah kabur," kata dia.
Setelah melihat penampakan sunyi itu, Dino lantas mengecek seluruh sudut rumah yang diketahui bertingkat tiga itu. Dino melihat bahwa ada total 30 single bed kasur. Selain itu juga terdapat penampakan aneh di sejumlah interior rumahnya dimana dilapisi oleh busa kedap suara. Mulai dari meja, dinding hingga seluruh jendela juga pintu.
"Semua jendela di tutup dilapisi busa, semuanya dari pintu yang ada di depan dan yang di belakang dan ini rumahnya tiga tingkat ya, jadi sangat-sangat berupaya menutup semuanya," kata Dino menjelaskan.
"Meja-mejanya jadi meja itu untuk telepon ya aksi penipuan," katanya.
Melihat hal yang mencurigakan telah terjadi di rumahnya, Dino pun langsung melaporkan hal janggal tersebut ke Polresta Jakarta Selatan guna penelurusan lebih dalam.
Tak berselang polisi pun datang ke lokasi rumah Dito di Jalan Kemang. Dari penelusuran polisi sementara kata Dino, bahwa rumahnya dijadikan tempat sindikat penipuan online. Pelaku sebanyak 30 orang melihat dari jumlah kasur yang ditinggalkan pelaku.
Dino bercerita dari keterangan polisi tersebut, dugaannya pelaku merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Cina.
"Nampaknya orang dari luar ya karena kita lihat rokoknya berbahasa Mandarin obat-obatan berbahasa Mandarin semua berbahasa Mandarin jadi orang dari luar," kata dia.
Keterangan Tetangga Dino
Dino mendapati keterangan lain dari penjaga rumah tetangganya. Dino memgatakan bahwa penjaga rumah menyampaikan pengontrak rumahnya sudah tak menunjukkan aktivitas sejak tiga bulan belakangan, sehingga rumah tersebut tampak sunyi.
Keterangan penjaga rumah tersebut juga semakin menguatkan dari tertunggaknya biaya pembayaran listrik selama 3 bulan.
"Orang penjaga (rumah) sebelah sudah bilang sudah sepi rumahnya sejak 3 bulan," kata dia.
Ia menduga bahwa motif kaburnya para WNA ini karena salah satu di antaranya sindikat terciduk oleh Keimigrasian Indonesia.
Sehingga untuk mengaburkan informasi keberadaan sindikat ini, menurut Dino, mereka mencari tempat baru agar aman dan dapat terus melancarkan sindikat penipuan onlinenya.
"Mungkin mereka kabur karena ada teman-teman mereka yang terciduk ditangkap oleh imigrasi jadi mungkin mereka langsung kabur," kata dia.
Dito juga menduga bahwa para pelaku sindikat masih berada di Indonesia. Mereka ini kata Dito, bakal tetap di Indonesia supaya lebih aman melancarkan aksi penipuan jarak jauh yang tujuannya Tiongkok.