TEMPO.CO, Jakarta - Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko, baru-baru ini telah dipecat dari partainya akibat memberikan dukungan kepada bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Sebagai aktivis prodemokrasi 90-an yang terkenal, Budiman Sudjatmiko mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto, bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra, dalam Pilpres 2024.
Budiman mendeklarasikan itu saat dia masih berstatus kader PDIP. Sementara Prabowo merupakan bakal capres 2024 yang diusung oleh Gerindra, PKB, Golkar, PAN, dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Budiman Sudjatmiko sendiri telah memberikan tanggapan terhadap pemecatannya dari PDIP. Ia menggambarkan pemecatan tersebut sebagai pengakhiran dari suatu episode dalam hidupnya, namun juga sebagai awal dari episode baru.
"Ini bagian dari perjalanan saya sebagai manusia politik sejak saya remaja. Mengalir bersama sejarah," ujar Budiman melalui pesan WhatsApp kepada Tempo.
Partai Gerindra Enggan Campuri Konflik Internal PDIP
Sikap Partai Gerindra dalam menghadapi situasi ini menunjukkan sikap terbuka dan menghormati mekanisme internal partai lain.
Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan Advokasi Partai Gerindra, Habiburokhman, mengatakan bahwa partainya tidak ingin terlibat dalam konflik internal PDIP yang melibatkan Budiman Sudjatmiko.
Ia menekankan bahwa Partai Gerindra akan mencari konstituen sendiri, tanpa terlibat dalam kontroversi.
"Saya nggak tahu ya, kalau mas Budiman itu kan kemarin dalam rangka melakukan dukungan, hadir dalam dukungan relawan, kita gak bicara soal kiprah di partai politik," kata Habiburokhman pada acara Konsolidasi Kader Gerindra di Jakarta Barat, Sabtu, 26 Agustus 2023.
Dalam keterangannya, Habiburokhman menegaskan bahwa partainya tidak ingin terlibat dalam dinamika internal partai lain.
Menurutnya, masalah internal PDIP, termasuk pemecatan Budiman, adalah hal yang sepenuhnya menjadi wewenang dan kewenangan PDIP sendiri.
Ia menjelaskan bahwa Gerindra tidak ingin mencampuri urusan internal partai lain dan lebih fokus pada arah perjuangan partainya.
Partai Gerindra Siap Sambut Budiman Sudjatmiko
Namun, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan bahwa partainya adalah partai yang terbuka bagi siapa pun yang ingin menjadi kader, termasuk Budiman Sudjatmiko. Muzani menegaskan bahwa kesiapan Partai Gerindra menerima Budiman sebagai kader tergantung pada kesediaan Budiman untuk menerima semua keputusan partai.
"Gerindra partai terbuka, bisa menerima siapapun. Yang penting satu: menerima dengan seluruh yang sudah kita putuskan, baik anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART), calon presiden, manifesto, perjuangan, dan seterusnya," kata dia saat diwawancarai pada acara pertemuan dengan Partai Gelora Indonesia, pada 19 Agustus 2023.
Dilansir dari AntaraNews, Wakil Ketua Umum Bidang Luar Negeri Partai Gerindra Fadli Zon juga ikut menyuarakan bahwa partainya terbuka apabila mantan politikus PDIP Budiman Sudjatmiko bergabung usai dipecat sebagai kader partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Kalau ke depan kan kita tunggu saja apa keputusannya, apakah tidak berpartai dulu, apakah nanti mau bergabung dengan salah satu partai, atau bergabung dengan Gerindra. Kalau Gerindra ya pasti welcome (terbuka), tapi kan kita tidak ingin ya seolah-olah seperti itu, ya. Jadi, kita itu tergantung yang bersangkutan," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.
Hal ini mencerminkan bahwa Partai Gerindra memiliki pandangan yang berbeda terkait dukungan Budiman terhadap Prabowo, dan siap menerima Budiman sebagai kader asalkan ia tunduk pada aturan dan prinsip-prinsip partai.
Langkah Budiman Sudjatmiko Selanjutnya
Sebelumnya, Budiman Sudjatmiko telah mengindikasikan bahwa ia akan "menjomblo" terlebih dahulu setelah pemecatan dari PDIP. Namun, meskipun ia akan rehat dari politik setelah pemecatan, Budiman tetap menegaskan bahwa ia akan kembali menjajaki karier politik di masa depan.
Ia berencana untuk tetap berada di lingkup politik dan mengatakan bahwa "nanti setelah itu kita lihat, apakah barangkali setelah beberapa tahun kesalahan saya diampuni saya bisa daftar lagi (ke PDIP)."
M RAFI AZHARI | TIM TEMPO.CO
Pilihan Editor: Respons Para Aktivis Soal Manuver Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo Subianto, Politik Deterjen?