TEMPO.CO, Jakarta - Manuver politik Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo Subianto maju sebagai capres di Pilpres 2024 menuai respons sejumlah pihak. Tanggapan utamanya datang dari sesama rekan aktivis 1998. Saat era Orde Baru, Budiman dan Prabowo adalah orang yang dalam posisi berseberangan.
Lantas bagaimana tanggapan para aktivis terkait manuver politik Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo Subianto maju jadi capres 2024 ini?
1. Tri Agus Siswanto
Mantan aktivis Pusat Informasi Jaringan Aksi Reformasi Tri Agus Siswanto turut menanggapi pertemuan Budiman dengan Prabowo medio Juli lalu. Ia menilai Budiman sedang melakukan politik detergen. Budiman tengah merangkul Prabowo untuk membersihkan dosa masa lalu Ketua Umum Partai Gerindra itu. Prabowo merupakan pemimpin tim mawar, sebuah tim khusus yang disebut bertanggung jawab atas hilangnya para aktivis era Orde Baru.
“Namanya deterjen itu membersihkan. Deterjen politik itu membersihkan, cuci orang yang kotor, jadi dirangkul untuk mencuci kotoran Prabowo,” kata Tri Agus Siswanto Siswowiharjo, saat ditemui di Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu, 22 Juli 2023.
2. Ayah korban penghilangan paksa era Orde Baru
Ayah korban penghilangan paksa era Orde Baru Petrus Bima Anugerah, Oetomo Rahardjo, menganggap wajar kedatangan Budiman ke rumah Prabowo pada Selasa malam, 18 Juli 2023 itu. Menurut Oetomo, 78 tahun, di politik, perubahan sikap dari yang semula berseberangan kemudian bergandengan, sah-sah saja. Oetomo yang berdomisili di Malang, Jawa Timur, menuturkan dalam politik segala kemungkinan bisa terjadi.
“Sah-sah mawon (saja). Budiman cerdik, dia tahu lahan basah,” kata Oetomo saat dihubungi, Jumat, 21 Juli 2023.
Petrus Bima Anugerah atau yang akrab disapa Bimo Petrus alias Bimpet adalah Ketua Divisi Agitasi dan Propaganda Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) pusat jelang reformasi 1998. Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Airlangga angkatan 1993 itu diculik aparat di Rumah Susun Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur pada 13 Maret 1998. Sampai kini kabar dan keberadaan Bimpet masih tak diketahui.
3. Sardiyoko
Mantan Ketua Divisi Agitasi dan Propaganda SMID Surabaya Sardiyoko mengatakan, sebagai seorang politikus, Budiman Sudjatmiko wajar-wajar saja berdamai dengan Prabowo. Menurut dia dalam dunia politik aktor-aktornya bisa luwes mengambil peran. “Tapi dari sisi komitmen apa yang kami cita-citakan dulu, sikap Budiman membuat sesak dada kawan-kawan aktivis. Apalagi selama ini dia tidak pernah bersuara soal isu penghilangan paksa,” kata Sardiyoko.
4. Petrus Heriyanto
Forum Rakyat Demokratik Pro Korban Penculikan turut mengkritisi deklarasi organisasi Relawan Prabowo Budiman Bersatu atau Prabu di Semarang pada Jumat, 18 Agustus 2023 lalu. Tim Forum Rakyat Demokratik Pro Korban Penculikan yang juga mantan Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Demokratik (PRD) Petrus Heriyanto menilai deklarasi itu jadi bukti telanjang dukungan politik Budiman dan para pendukung organisasi tersebut kepada Prabowo, yang pernah terlibat dalam kasus penculikan aktivis 1998.
Menurut dia, dukungan tersebut meneguhkan politik impunitas kepada capres yang pernah terlibat dalam kejahatan HAM di masa lalu. Petrus menilai aksi tak patut Budiman hanya menjadi pencuci dosa sejarah Prabowo di masa lalu. Deklarasi itu bukan hanya menunjukkan Budiman mengkhianati kawan-kawan seperjuangannya. Tapi juga mengkhianati keluarga korban penculikan.
“Lebih dalam lagi, dia telah mengkhianati demokrasi dan nilai-nilai kemanusian,” ujar Petrus, dalam rilisnya, Senin, 21 Agustus 2023.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | MUH SYAIFULLAH | FATURAHMAN SOPHIAN
Pilihan Editor: Perjalanan Manuver Politik Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo: Mundur atau Dipecat PDIP?