INFO NASIONAL – Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 masih terus mengikuti tren surplus. Tercatat surplus USD 1,31 miliar lebih rendah dibandingkan Juni 2023 sebesar USD 3,45 miliar. Surplus bulan Juli ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD 3,22 miliar dan defisit migas USD 1,91 miliar.
“Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 didorong berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Kinerja ekspor nonmigas yang positif tersebut terutama bersumber dari peningkatan ekspor beberapa produk unggulan Indonesia,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.
Angka surplus USD 21,24 miliar lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 29,12 miliar. Surplus tersebut didorong oleh sektor nonmigas USD 31,94 miliar dan defisit sektor migas sebesar USD 10,71 miliar.
Ekspor Nonmigas Topang Peningkatan Kinerja Ekspor Indonesia
Ekspor Indonesia pada 2023 mencapai USD 20,88 miliar atau naik sebesar 1,36 persen dibanding Juni 2023 (MoM). Ekspor nonmigas di Juli ini meningkat sebesar 1,62 persen, sedangkan ekspor migas turun 2,61 persen MoM. Peningkatan kinerja ekspor tersebut terjadi pada sektor industri dan pertanian. Sektor pertanian menjadi sektor yang mengalami kenaikan ekspor tertinggi sebesar 4,52 persen, disusul sektor industri sebesar 3,94 persen (MoM). Sementara ekspor sektor pertambangan terkontraksi sebesar 8,17 persen (MoM) disebabkan penurunan beberapa komoditas pertambangan seperti lignit, batubara, dan bijih tembaga.
Penurunan nilai ekspor didorong oleh melemahnya ekspor nonmigas sebesar 10,76 persen dan ekspor migas sebesar 1,78 persen (YoY).Impor untuk Seluruh Golongan Penggunaan Barang MeningkatDari sisi impor, nilai impor Indonesia pada Juli 2023 tercatat sebesar USD 19,57 miliar atau naik 14,10 persen dibanding Juni 2023 (MoM). Peningkatan nilai impor tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan impor nonmigas sebesar 10,10 persen dan impor migas sebesar 40,94 persen (MoM).
Peningkatan impor pada Juli 2023 terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Peningkatan impor terbesar terjadi pada impor golongan barang konsumsi yang naik sebesar 31,89 persen secara bulanan (MoM), diikuti bahan baku/penolong yang meningkat sebesar 12,57 persen dan barang modal naik sebesar 11,18 persen (MoM).Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, beberapa barang konsumsi impor yang meningkat di bulan Juli 2023, antara lain daging sapi beku tanpa tulang, bawang putih, beras, bahan bakar diesel otomotif, dan obat untuk pengobatan kanker atau penyakit keras lainnya.
“Kenaikan impor barang konsumsi ini sejalan dengan optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang tetap kuat. Sementara itu, peningkatan impor bahan baku/penolong didorong kenaikan impor bahan bakar mineral, bagian dari sirkuit terpadu elektronik, gandum, dan selain bagian dari turbo-jet atau turbo baling-baling. Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang tercatat sebesar 53,3 pada Juli 2023 atau tumbuh 1,52 persen dari bulan sebelumnya,” kata Mendag Zulkifli Hasan.