TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan pihaknya bakal memberikan subsidi tarif atau public service bligation (PSO) untuk tiket LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang bakal segera diresmikan. Menurut Jokowi, subsidi yang diberikan bakal serupa dengan yang diberikan untuk moda transportasi massal lainnya.
"Baik yang namanya kereta bandara, baik yang namanya TransJakarta, baik yang namanya KRL, baik yang namanya kereta api, baik yang namanya LRT, baik yang namanya MRT, baik yang namanya Kereta Cepat, semuanya harus ada subsidinya," ujar Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Agustus 2023
Menurut Jokowi, subsidi diperlukan agar tarif transportasi massal terjangkau dan mampu menarik minat masyarakat. Soal besaran subsidi yang akan diberikan untuk LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Jokowi menyerahkan sepenuhnya kepada Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
"Biar dihitung nanti secara teknis. Masa presiden disuruh ngitung-ngitung seperti itu," kata Jokowi.
Menurut Jokowi kerugian masyarakat akibat kemacetan di Jabodetabek dan Bandung mencapai Rp100 triliun per tahun. Oleh karena itu, Jokowi berharap masyarakat dapat berpindah dari moda transportasi pribadi menjadi transportasi umum seperti LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"Setiap tahun, loh, rugi kita hampir Rp100 triliun. Ini harus segera diatasi karena secara makro ekonomi negara kita besar sekali. Bahwa harus ada subsidi itu, ya itu kewajiban pemerintah, kewajiban negara," kata Jokowi.
Sementara itu, Budi Karya Sumadi pernah memberikan bocoran perkiraan tarif LRT Jabodebek. Menurut dia tarif yang akan diberlakukan berada di kisaran Rp20.000-Rp25.000.
Namun, Budi menyebut tarif tersebut belum pasti dan pemerintah masih melakukan perhitungan dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat. Pemerintah juga menyertakan subsidi untuk tarif LRT Jabodebek.
Pilihan Editor: Jokowi Sebut Kemacetan Jabodetabek dan Bandung Timbulkan Kerugian Hingga Rp 100 Triliun Per Tahun