TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo menanggapi mundurnya dua kader partainya usai lawatan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke Kantor DPP PSI pada Rabu, 2 Agustus 2023 lalu. Menurut Sigit, pertemuan PSI dengan Prabowo tidak bisa dijadikan alasan untuk mengundurkan diri.
Musababnya, kata dia, persamuhan itu hanya silaturahmi politik biasa antar parpol pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Ia menegaskan pertemuan PSI dengan Gerindra tidak bicara mengenai pencapresan.
“PSI belum mengambil keputusan final ke capres mana kami akan berlabuh. Masih ada mekanisme internal yang akan dijalankan dan seperti arahan Pak Jokowi, kami tidak akan kesusu dan grusa-grusu,” kata Sigit dalam keterangannya, Senin, 7 Agustus 2023.
Caleg PSI DPRD DKI Jakarta, Dwi Kundoyo dan Caleg PSI DPRD Kota Bogor, Estugraha menyampaikan pengunduran dirinya hari ini. Sebelumnya, politikus PSI Guntur Romli juga memutuskan hengkang dari PSI. Alasan ketiganya serupa, yakni PSI telah menunjukkan sinyal merapat ke Prabowo pada Pemilihan Presiden 2024.
Sigit menjelaskan, PSI belum melakukan finalisasi dukungan capres. Ia menyebut partai pimpinan Giring Ganesha itu masih menunggu arahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Ihwal status Dwi Kundoyo dan Estugraha yang merupakan bacaleg PSI, Sigit menyatakan partainya mendaftarkan lebih dari 14 ribu bacaleg. Sehingga, wajar kalau ada beberapa orang yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan.
“Tentu saja PSI menghormati pilihan politik semua bacaleg yang sebetulnya bahkan belum ditetapkan dalam Daftar Calon Sementara (DCS) oleh Komisi Pemilihan Umum,” kata Sigit.
PSI menerima kunjungan Prabowo serta rombongannya di Kantor DPP PSI pada Rabu, 2 Agustus 2023 lalu. Dalam persamuhan tersebut, PSI dan Gerindra sama-sama mengaku punya banyak kesamaan visi dan pandangan.
Pilihan Editor: PPP Sebut Koalisi Ganjar Pranowo Tetap Jalan Tanpa PSI