TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bungkam saat ditanya soal dukungan terhadap dirinya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa alias Munaslub. Luhut yang baru saja bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana hanya diam saat dicecar soal kemungkinan menjadi Golkar 1.
"Udah, udah, terima kasih," kata Luhut sambil masuk kendaraannya, Selasa, 1 Agustus 2023.
Dukungan terhadap Luhut agar menjadi Ketua Umum Partai Golkar salah satunya disampaikan Wakil Ketua DPD Golkar Jawa Timur Bayu Airlangga. Dukungan itu Bayu sampaikan karena menilai Luhut punya kapasitas membawa Golkar lebih baik.
"Kalau di Jawa Timur, Bang Ridwan Hisjam bilang Pak Luhut adalah sosok super hebat dan Pak Sarmuji menyebut Pak Luhut sosok paten. Bagi saya, Pak Luhut adalah THE RIGHT MAN AT THE RIGHT TIME untuk memimpin Golkar hari ini," kata dia.
Luhut mau kalau didukung
Sementara itu, Luhut mengaku bersedia menjadi Ketua Umum Partai Golkar, jika mendapat dukungan dari anggota partai beringin tersebut. Meski begitu, Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar itu menyampaikan tak ada kepentingan yang terlalu besar untuk menduduki jabatan tersebut, bahkan dirinya tak tahu menahu siapa saja yang hendak maju.
“Kalau didukung, mau,” kata dia usai menghadiri Penandatanganan MoU Program HEAL di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali, di Denpasar, Selasa, 25 Juli 2023.
Santer diwacanakan ingin menggeser posisi Airlangga Hartarto, Luhut meluruskan bahwa dirinya tak memiliki masalah pribadi dan hanya akan menunggu keputusan partai.
Belakangan, ia mengaku kerap didatangi senior-senior Partai Golkar, meski enggan menjawab isi dari pertemuan-pertemuan tersebut.
Airlangga itu teman baik saya, tidak ada masalah. Soal itu tadi (menjadi Ketum Partai Golkar) biarkan saja mekanisme mereka jalan, saya nunggu saja, tidak ada juga kepentingan yang menggebu-gebu di situ,” ujar Luhut Binsar.
Ketika disinggung soal elektabilitas partai yang menurun seperti pada hasil survei Indikator Politik Indonesia, yaitu 9,2 persen berdasarkan survei tatap muka, Luhut juga tak ingin menyalahkan siapa pun, termasuk Airlangga Hartarto.
Menurutnya, kondisi ini justru semestinya diisi dengan upaya perbaikan di tubuh Partai Golkar, dan elite partai memegang kendali besar dalam hal ini.
M JULNIS FIRMANSYAH
Pilihan Editor: Ramai-ramai Tolak Rencana Munaslub Golkar