TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkap koronologi dan motif di balik kasus pembunuhan disertai mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bernama Redho Tri Agustian yang terjadi di Sleman Yogyakarta pada Selasa ,11 Juli 2023 lalu. Kedua pelaku plus korban disebut sempat memeragakan perilaku tak wajar.
Kasus tersebut terungkap setelah sejumlah potongan tubuhnya ditemukan setidaknya di lima lokasi berbeda di Kabupaten Sleman kurun Rabu 12 Juli dan Sabtu 15 Juli 2023. Redho yang tercatat sebagai mahasiswa UMY asal Pangkal Pinang, Bangka Belitung, itu sempat dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ke Polsek Kasihan Bantul Yogyakarta.
"Dari pemeriksaan tim inafis, sidik jari korban yang ditemukan di lokasi kejadian (di Sleman) identik 99 persen dengan laporan orang hilang (di Bantul)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Komisaris Besar Polisi FX Endriadi di Polda DIY Selasa 18 Juli 2023.
Korban dan pelaku berkenalan di media sosial
Adapun kronologi pembunuhan itu, kata Endriadi bermula dari rencana pertemuan korban dengan dua pelaku yakni W, 29 tahun asal Magelang Jawa Tengah dan RD, 38 tahun asal Kebayoran Jakarta di kos-kosan W di daerah Triharjo, Sleman Yogyakarta.
"Antara korban dengan dua pelaku memang sudah saling kenal, melalui media sosial," kata Endriadi.
Ketiga laki-laki itu, menurut Endriadi, juga tergabung dalam sebuah grup media sosial facebook yang sama. Namun Endri tak merinci apa grup media sosial yang sama itu.
Dari perkenalan di media sosial itu RD datang dari Jakarta ke Jogja atas ajakan W untuk bersama sama menemui korban pada Selasa, 11 Juli 2023. RD bahkan dijemput oleh W untuk bertemu dengan Redho yang sudah berada di kos W di daerah Triharjo, Sleman.
"Mereka bertiga ini tergabung dalam sebuah komunitas yang mempunyai aktivitas tidak wajar," kata Endriadi tanpa menjelaskan komunitas tersebut.
Selanjutnya, Redho meninggal karena kegiatan kekerasan tak wajar