Sebelumnya Wakil Kepala Polda Sumut Brigadir Jenderal Jawari memerintahkan jajarannya agar memberikan tindakan tegas dan terukur bagi pelaku begal dan perampok termasuk geng motor.
"Kepada anggota supaya tidak ragu melakukan tindakan tegas bila pelaku mengancam nyawa aparat kepolisian. Saya tegaskan, pelaku begal, perampok dan geng motor agar diberikan tindakan tegas dan terukur. Itu dilakukan untuk semata-mata menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Jawari.
Kritik dari ICJR setelah apresiasi Wali Kota Medan
Penembakan tersebut sempat mendapatkan sambutan dari Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Menantu Presiden Jokowi itu mengapresiasi tindakan tembak di tempat tersebut karena dia menilai para pelaku kejahatan jalanan sudah sangat meresahkan masyarakat.
“Hal ini sangat kami apresiasi, karena begal dan pelaku kejahatan tidak punya tempat di Kota Medan karena sangat mengganggu ketenangan dan keamanan masyarakat,” tulis Bobby di media sosial Twitter.
Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengkritik tindakan polisi itu. Peneliti ICJR, Girlie Aneira Ginting, menyatakan setiap pelaku kejahatan layak mendapatkan proses hukum seperti yang diatur dalam undang-undang.
“Setiap pelaku kejahatan atau tersangka termasuk yang statusnya residivis pun memiliki hak untuk dapat diadili secara adil dan berimbang, serta menyampaikan pembelaan atas perbuatan yang dituduhkan terhadapnya,” ujar Girlie.
Dia juga mengkritik apresiasi Bobby Nasution tersebut. Girlie menjelaskan bahwa Bobby tak sepatutnya bicara seperti itu karena tugasnya sebagai Wali Kota Medan adalah untuk melindungi seluruh warganya.
“Wali Kota memiliki tanggung jawab untuk mensejahterakan masyarakat dan melindungi hak warganya, sekalipun pelaku kejahatan,” ujarnya.