TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan pendekar dan tokoh dari 24 perguruan silat di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, melakukan ikrar damai. Ini dilakukan untuk membangun kebersamaan menjaga keamanan dan ketertiban sosial menjelang bulan Suro atau Suroan.
Kegiatan ini dipimpin dan disaksikan langsung oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko serta jajaran Forkopimda setempat, bertempat di Pendopo Agung Ponorogo, Kamis, 6 Juli 2023.
"Kita jaga Merah Putih untuk mewujudkan kedamaian, bulan Suro semua harus takzim dan bergembira menyambut tahun baru Islam dan Jawa," kata Bupati Sugiri atau yang akrab disapa Kang Giri mengawali sambutan.
Ia pun berharap ikrar damai lintas perguruan silat tersebut tidak hanya sebatas seremonial belaka, namun bisa diejawantahkan dalam tindakan nyata demi mencegah keributan antarkelompok perguruan silat.
Kata dia, kedamaian merupakan harga yang mahal untuk dijaga. Apalagi mayoritas perguruan memiliki agenda tahunan pada bulan Suro ini. Karena itu, pihaknya meminta peran aktif Forum Komunikasi Pencak Silat dan Beladiri (FKBSB) untuk mencegah terjadinya persoalan. baik antarperguruan maupun organisasi silat di Ponorogo.
"Jika ada persoalan kita ingatkan bahwa kita semua memiliki rasa yang sama, jadi kita jaga kedamaian di Ponorogo," katanya.
Sementara itu, Kapolres Ponorogo AKBP Wimboko menambahkan deklarasi tersebut sengaja digelar sebagai salah satu langkah antisipatif mencegah potensi gesekan antara perguruan dalam rangkaian bulan Suro. "Kami imbau agar lebih menahan diri, untuk yang lebih senior bisa memberikan contoh untuk adik-adiknya," ujar Wimboko.
Mantan Kapolres Bondowoso tersebut juga bakal melakukan penyekatan di jalur perbatasan pada saat pergerakan massa, ini juga sesuai dengan imbauan dari pengurus pencak silat. "Dari PSHT maupun PSHW juga telah mengimbau anggotanya untuk tidak melakukan mobilisasi pada saat kegiatan bulan Suro," katanya.
Pilihan Editor: PDIP Sebut Pertemuan Ganjar dengan Erick Thohir, Upaya Pendekatan ke Kandidat Cawapres