TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Kalimantan Selatan, Ananta Agung Junaedy alias Edy menanggapi pernyataan politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Panda Nababan. Sebelumnya, Panda menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai anak ingusan, sehingga belum layak jika maju pada Pemilihan Presiden 2024.
Menurut Edy, pernyataan Panda itu tidak berdasar. Ia mempertanyakan motif di balik pernyataan Panda dengan menyebut Gibran sebagai anak ingusan. “Dari sudut mana pun Panda Nababan tak layak menyebut Gibran sebagai anak ingusan, baik dari sisi pengalaman memimpin ataupun dari segi usia,” kata Edy dalam keterangannya, Rabu, 28 Juni 2023.
Adapun pernyataan Panda Nababan dilontarkan saat Diskusi Adu Perspektif yang digelar Senin, 26 Juni 2023 lalu. “Gibran anak ingusan kok, gimana? Nanti anak itu besar kepala, masih belajar dululah,” kata Panda.
Eddy menjelaskan, Gibran sudah menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin kala menjabat sebagai Wali Kota Solo. Menurut Edy, putra Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu telah membawa banyak kemajuan bagi Kota Solo. “Beliau memiliki cinta dari masyarakat Solo. Itu menunjukan beliau adalah pemimpin yang hebat,” kata dia.
Ia mengungkapkan sejumlah kemajuan yang berhasil dibawa Gibran. Misalnya, kata dia, di bawah kepemimpinan Gibran, ekonomi Kota Solo naik sebesar 6,25 persen. Ia menyebut angka itu lebih baik daripada rata-rata nasional kenaikan ekonomi daerah yang hanya sebesar 5,3 persen.
Tak hanya itu, Edy menyebut Gibran telah berkontribusi besar terhadap kemajuan Kota Solo melalui program 17 titik prioritas pembangunan. Di antaranya Masjid Raya Sheikh Zayed Al Nahyan, Solo Techno Park, Taman solo safari, Koridor Gatot Subroto-Ngarsopuro, dan Taman Balekambang. “Ini kan luar biasa. Makanya, saya kaget sekaligus sedih ketika ada yang menyebut Gibran sebagai anak ingusan,” kata Edy.
Toh jika Panda menyebut Gibran ingusan berdasarkan usia, Edy menilai hal tersebut juga sangat tidak pantas. Menurut dia, tidak elok jika seseorang menghakimi intelektual seseorang berdasarkan usia. Eddy mengatakan anak muda Indonesia juga punya kemampuan yang tak kalah hebat dari generasi tua. Bahkan, Edy menyebut awal kemerdekaan Indonesia turut diwarnai oleh tokoh-tokoh pemuda yang hebat, salah satunya Sutan Sjahrir, perdana menteri pertama Indonesia.
“Saat diangkat menjadi perdana menteri usia beliau 36 tahun. Sama dengan usia Gibran saat ini yang juga 36 tahun, bahkan Syahrir pada umur 39 tahun dengan ketajaman pikirannya serta visi keindonesiannya mampu mendirikan partai politik, yakni Partai Sosialis Indonesia,” kata Edy.
Pilihan Editor: PSI Geram Politikus Senior PDIP Sebut Gibran Rakabuming Anak Ingusan