Ganjar petugas partai
Mega juga menegaskan bahwa dirinya memilih pasangan capres dan cawapres melalui pertimbangan yang matang demi kemaslahatan bangsa dan negara. Kasus itu disebut Mega berlaku kala dirinya memilih Ganjar sebagai bakal capres PDIP.
Kendati demikian, Mega mengingatkan Ganjar agar tetap mawas diri bahwa dirinya adalah petugas partai.
“Jadi kalau saya milih orang itu bukan kepentingan PDIP saja, tapi kemaslahatan pemerintahan Indonesia. Jadi kalau pilih Pak Ganjar itu bukan (kepentingan PDIP), meskipun saya bilang ‘Awas kalau kamu tidak ngomong kader partai, petugas partai’. Sadar juga untung beliau nurut,” kata Mega.
PAN Ingin Erick Thohir Cawapres
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto menyebut PAN punya tiga opsi capres: Ganjar, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Siapapun capresnya, kata dia, PAN ingin mengusung Menteri BUMN Erick Thohir sebagai cawapres.
Dalam forum pertemuan antara PAN dengan PDIP, Yandri menyebut pihaknya sempat menyinggung usulan Erick sebagai cawapres. Dia mengatakan PDIP terbuka untuk menindaklanjuti usulan tersebut.
Kendati demikian, Yandri menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri punya hak prerogatif menentukan cawapres. Sehingga, kata dia, pertemuan lanjutan antara PAN dengan PDIP perlu kembali digelar.
“Ya tadi saya ikut pertemuan terbatas tadi. Intinya terbuka untuk ditindaklanjuti. Makanya perlu ada pertemuan tim berikutnya. Walaupun kata Bu Mega tadi itu hak prerogatif beliau untuk menentukan siapa cawapres Mas Ganjar,” kata Yandri.
Pilihan Editor: PAN di Antara Pilihan Capres: Ganjar, Prabowo atau Airlangga
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.