TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Nur Agustyati mengatakan penerapan sistem pemilu proporsional tertutup semakin mendorong iklim politik di partai semakin elitis. Hal ini berisiko pada affirmasi bacaleg perempuan.
"Jika sistem pemilu proporsional tertutup diterapkan tetapi belum ada perbaikan demokrasi internal di partai politik, maka sistem ini akan mendorong partai politik semakin elitis," katanya saat dihubungi, Rabu, 31 Mei 2023.
Khorunisa mengatakan parpol menjadi elitis karena sistem proporsional tertutup sarat menempatkan bacaleg di nomor urut adalah yang punya kedekatan dengan elit politik.
"Mereka yang ditempatkan di nomor urut jadi adalah yang punya kedekatan dengan elit politik," katanya.
Jika sudah elitis begitu, kata Khoirunisa, akhirnya publik tidak dapat mengetahui atas dasar apa si A ditempatkan di nomor urut. Pasalnya ruangnya sangat tertutup bagi publik.
Sedangkan di lain sisi, kata Khoirunisa, sistem proporsional tertutup dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan afirmasi bacaleg perempuan. Syaratnya kata Khorunisa, penyusunan daftar calon dilakukan dengan zipper murni.
"Zipper murni itu penyusunan caleg perempuan dan laki-laki disusun secara selang-seling," katanya.
Namun kata Khoirunisa jika tidak dengan zipper murni, maka dengan proporsional tertutup atau tidak, affirmasi terhadap perempuan sama saja.
"Yang sekarang diatur adalah semi zipper, karena di setiap 3 calon harus ada 1 perempuan," katanya.
Pilihan Editor: Soal Putusan Sistem Proporsional Tertutup, Wakil Ketua MPR Ingatkan MK Tidak Main Dua Kaki