INFO NASIONAL - Kepala Biro Komunikasi dan Pelatanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, mulai dikenal ketika menjadi salah satu juru bicara Covid-19. Perempuan kelahiran Palembang 31 Agustus 1972 itu kerap wara wiri di media massa untuk menjelaskan kepada masyarakat terkait perkembangan Covid-19 atau menjawab berita-berita yang kurang tepat atau hoaks terkait Covid-19.
Kepada Tempo, Nadia mengaku cukup kaget saat itu ditunjuk sebagai juru bicara penanganan Covid-19 mewakili Kementerian Kesehatan. "Karena ini saya pikir tugas besar apalagi saat pandemi Covid-19 dan tantangannya cukup berat pada waktu itu negara luar mengasumsikan Indonesia butuh 30 tahun untuk bisa memvaksinasi masyarakatnya," kata Nadia.
Saat itu, dirinya berpikir, jika 30 tahun apa yang akan terjadi di Indonesia. Apalagi saat itu varian delta merenggut nyawa juga varian omicron. "Belum lagi ketakutan dan kegelisahan masyarakat," ujarnya. "Jadi ini penyakit baru, vaksin baru, harus cepat-cepat masyarakat tervaksinasi. Jadi ini tantangannya sangat berat".
Kemudian, Menteri Kesehatan menargetkan untuk melakukan vaksin harus selesai dalam satu tahun. "Desember itu pertama kali (vaksin) Sinovac, kmi terima masih dalam bentuk jadi, tapi harus kami simpan karena ijin edar dari BPOM belum dapat," kata Nadia.
Jadi, Nadia melanjutkan, tantangannya, bukan saja karena masyarakat yang penerimaannya agak sulit tapi juga karena suplainya. Apalagi penduduk Indonesia merupakan tersebesar ketiga di dunia. "Bagaimana setiap orang harus mendapat vaksin dua kali, ada 180 juta orang berarti kalau dua kali itu butuh 369 juta vaksin," ujar Nadia.
Lulusan Master Epidemiologi Universitas Indonesia ini pun memiliki strategi, yakni dirinya tidak kerja sendiri, jadi bersama komunitas, LSM, dan juru bicara lainnya yang secara rutin menyampaikan data-data, mereka membangun kepercayaan dan keyakinan masyarakat.
"Jadi membangun kepercayaan dulu pemerintah kepada masyarakat, bahwa vaksinasi ini adalah salah satu jalan keluar, meyakinkan masyarakat ini adalah salah satu solusi. Alhamdulillah bersama para ahli, masyarakat, yang juga penting peranan media kami dapat melakukan itu," kata Nadia.
Proses untuk memberikan informasi dan edukasi masyarakat seputar Covid-19 melalui media pun tidak mudah. Setiap hari Nadia harus stand by untuk teman-teman media dari pukul 04.30 – 22.00 WIB. "Jadi kuncinya kalau menurut saya pada waktu itu adalah menjalin komunikasi," ujarnya.
Apalagi, setiap harinya pada saat pandemi Covid-19, dirinya menerima kurang lebih hampir 100-150 pesan WhatsApp, juga telepon. "Jadi saya cenderung menjawab melalui WhatsApp atau Telegram karena itu bisa saya lakukan sambil rapat, karena saya kan harus ikut rapat untuk mengupdate situasi terakhir kemudian juga menerima arahan," ujar Nadia.
Dia pun memiliki cara agar tubuhnya tetap sehat dan fit di masa pandemi Covid-19. "Jadi kalau sudah jam 9 malam saya berusaha istirahat dengan baik, artinya tidurnya benar-benar pulas, dan tentunya di masa Covid-19 juga minum vitamin, olahraga atau sedikit treadmill".
Namun, Nadia menegaskan, kunci dari semua itu adalah semangat agar dapat segera keluar dari pandemi Covid-19. "Saya rasa itu motivasi terbesar," ujarnya.
Meski sibuk menjadi juru bicara, Nadia tetap bisa membagi waktu bersama keluarganya. Nadia pun melakukan hal-hal bersama keluarganya, seperti memasak, nonton film, berolahraga, dan lain sebagainya. "Kalau nonton film bersama anak itu bisa diskusi dan interaksi, jadi saya lakukan, tapi kalau lagi ingin me time gitu, ya saya nonton drama Korea saja," kata Nadia.
Sebagai seorang ibu, dirinya tahu betul harus membagi waktu dengan baik. "Jangan kemudian karena permasalahan salah satunya akhirnya ada salah satu yang dikorbankan, apalagi buat perempuan-perempuan hebat yang luar biasa," ujarnya.
Dia pun berpesan kepada para perempuan bekerja, bahwa perempuan bisa membina karir dan tetap bisa menjaga harmonisasi dengan keluarga, juga tetap terus berkarya. "Karena yakinlah bahwa perempuan itu memiliki kekuatan yang luar biasa. Perempuan itu jauh lebih penting daripada laki-laki karena perempuan itulah yang nanti akan menghasilkan generasi bangsa berikutnya," ujar Nadia.
Nadia juga mengajak seluruh perempuan untuk jangan pernah ragu dan jangan pernah takut untuk memulai sesuatu, karena sekecil apapun perempuan memiliki peran yang bermakna. "Kalaupun kita bisa berkarya lebih besar di dalam rumah tangga, tanggung jawab kita adalah untuk menjadikan keluarga kita adalah generasi penerus yang luar biasa kedepannya," kata Nadia. (*)