TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesodibjo mengusung Yusuf Mansur sebagai badan calon legislatif (bacaleg). Berkas Yusuf Mansur telah diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum pada Ahad, 14 Mei 2023.
Hary Tanoesoedibjo menuturkan, musababnya mengusung Yusuf Mansur adalah memberikan kesempatan pada semua golongan, status sosial, dan profesi. Dari itu, targetnya, dapat memperoleh kursi dua digit. “dua digit itu harusnya di atas 10 persen, tapi harapan kami bisa lebih dari itu karena kunci suksesnya tiga: kualitas dari para caleg itu sendiri. Logistik pasti itu penting ya, kemudian strategi di dalam kampanye” ujar Hary di kantor KPU RI.
Terkait itu, Yusuf Mansur mengatakan melalui bacaleg, akan dijadikan sebagai media untuk berdakwah sekaligus untuk membangun ekosistem usaha kecil menengah. Dia juga melihat di partai perindo, dapat menampung segala golongan, status sosial, dan profesi.
Profil Yusuf Mansur
H. Jam’an Nurchotib Mansur atau yang biasa akrab disapa dengan Yusuf Mansur lahir pada 19 Desember 1976. Dia merupakan pasangan dari keluarga yang lekat dengan agama. Ayahnya bernama Abdurrahman Mimbar dan ibunya bernama Humrif’ah. Sejak kecil, dia dibesarkan oleh pamannya bernama K.H Sanusi Hasan, seorang hafiz al-qur’an yang bekerja di Departemen Agama Republik Indonesia dan takmir masjid Istiqlal, Jakarta, dikarenakan ketika dia di dalam kandungan, orang tuanya telah bercerai.
Cicit ulama besar KH Muhammad Mansur ini menikah secara siri dengan siswi SMP bernama Siti Maemunah pada 1999 di Bogor. Setahun kemudian, Yusuf menikah secara resmi dengan Siti Maemunah di Kantor Urusan Agama Tangerang pada 9 September 2000. Dari pernikahan itu, dikaruniai lima anak bernama Wirda Salamah Ulya Mansur, Qumii Rahmatul Qulub Mansur, Muhammad Kunn Syafii Mansur, Muhammad Yusuf Al Haafidz Mansur, Aisyah Humairoh Hafidzoh Mansur.
Dia mengawali pendidikan dari Madrasah Ibtidaiyah. Lulus dari itu, ia melanjutkan pendidikannya di MTS Chairiyah Mansuriyah, lembaga pendidikan yang dikelola dari keluarga K.H. Achmadi Muhammad. Setelah itu, dia melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta.
Tamat dari MTS, laki-laki yang merupakan pimpinan dari pesantren Daarul Qur’an itu memulai pendidikan perguruan tinggi di IAIN sekarang UIN Syarif Hidayatullah, prodi Peradilan Agama. Tahun 2017, ia melanjutkan masa pendidikan magisternya di Universitas Trisakti. Tidak berhenti pada pendidikan magister, laki-laki yang merupakan pebisnis paytren itu, menempuh pendidikan doktor di Universitas Trisakti, prodi ilmu ekenomi.
Tak hanya sebagai ulama, Yusuf Mansur juga pernah bermain di film layar lebar dan sinetron, antara lain film Kun Fayakun pada 2008, Slank Nggak Ada Matinya (2013), Cahaya Cinta Pesantren (2017), dan sinetron Maha Kasih (2006).
Penulis buku Mencari Tuhan yang Hilang ini pada 2003, menggagas Program Pembibitan Penghafal Al-Qur'an untuk memberikan wadah kepada para penghafal al-quran dengan gratis yang bertempat di Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Karang Tengah, Tangerang.
Pilihan Editor: Perindo Serahkan Daftar Bacaleg ke KPU, Ada Yusuf Mansur hingga Angela Tanoesoedibjo
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.