Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, Soekarno memilih Affandi sebagai pelukis untuk poster tersebut. Affandi ketika itu melukiskan tokoh pelukis Dullah. Tokoh Dullah digambarkan dengan menggenggam bendera merah putih dengan kedua tangan yang terikat rantai.
Melihat poster dengan lukisan yang sudah dibuat oleh Affandi, penyair Chairil Anwar memberi kata-kata pada poster tersebut, “Boeng, Ajo Boeng!” poster tersebut juga menyebar ke berbagai penjuru Indonesia. Chairil memperoleh kata-kata tersebut dari para wanita tuna susila di Senen ketika para wanita itu menawarkan jasa.
Sementara George McTurnan Kahin dalam Nasionalisme dan Revolusi Indonesia, menjelaskan bahwa kata “bung” yang dapat diterjemahkan sebagai “saudara” dapat disejajarkan dengan kata “warganegara” (citizen) dalam Revolusi Prancis tahun 1789 atau “kamerad” dalam Revolusi Rusia pada 1917.
Gagasan yang mungkin dikandung kata “Bung” adalah sebuah sintesis dari istilah “saudara serevolusi”, “saudara nasionalis Indonesia”, dan “saudara serepublik”.
Maksud menyapa dengan “bung”, untuk mempererat hubungan satu dengan lainnya, merasa semua satu keluarga, senasib dan sepenanggungan, sama rata sama rasa, tanpa perbedaan tingkatan maupun kedudukan.
Pilihan Editor: PAN Minta Presiden Jokowi Jadi Tuan Rumah Pertemuan Koalisi Kebangsaan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.