Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Nyadran, Tradisi Masyarakat Ziarah Kubur Sambut Bulan Ramadan

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Warga berziarah di makam keluarganya di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Kebembem, Tanah Abang, Jakarta, Selasa, 29 Maret 2022. Banyak warga yang melakukan ziarah kubur menjelang bulan Ramadan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Warga berziarah di makam keluarganya di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Kebembem, Tanah Abang, Jakarta, Selasa, 29 Maret 2022. Banyak warga yang melakukan ziarah kubur menjelang bulan Ramadan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya sebelum memasuki bulan puasa Ramadan, ada tradisi-tradisi unik untuk menyambutnya seperti tradisi Nyadran berupa prosesi ziarah kubur. Apalagi di Indonesia yang memiliki beragam adat dan budaya sehingga ada banyak pula tradisi dalam menyambut bulan suci akhir bulan ini.

Mengutip laman Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Nyadran adalah sebuah tradisi dalam kehidupan masyarakat Jawa yang pada awal merupakan budaya untuk mendoakan leluhur yang sudah meninggal. Seiring berjalannya waktu, Nyadran mengalami proses perkembangan hingga menjadi adat dan tradisi hingga saat ini. Nyadran menjadi salah satu tradisi masyarakat Jawa menjelang datangnya bulan Ramadan.

Nyadran juga dikenal dengan sebutan Ruwahan, karena dilakukan pada bulan Ruwah yaitu sebuah bulan dalam penanggalan Jawa yang sama dengan Bulan Sya'ban dalam penanggalan Hijriyah. Sehingga dalam sejarahnya, tradisi Nyadran ini merupakan sebuah akulturasi budaya Jawa dan Islam.

Kata Nyadran sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu“Sraddha” yang memiliki arti keyakinan. Menurut Yanu Endar Prasetyo, Nyadran atau Sadranan ini adalah tradisi yang untuk mengucapkan rasa syukur yang dilakukan secara kolektif dengan mengunjungi makam atau kuburan leluhur yang ada di suatu kelurahan atau desa.

Nyadran dimaksudkan sebagai sarana mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia, mengingatkan diri bahwa semua manusia pada akhirnya akan mengalami kematian, dan juga dijadikan sebagai sarana guna melestarikan budaya gotong royong dalam masyarakat sekaligus upaya untuk dapat menjaga keharmonisan bertetangga melalui kegiatan kembul bujono atau makan bersama.

Tradisi Nyadran terdiri dari berbagai kegiatan, diantaranya:

Pertama, melakukan Besik, yaitu membersihkan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan. Pada kegiatan ini masyarakat dan antar keluarga saling bekerja sama gotong-royong untuk membersihkan makam leluhur.

Kedua, Kirab. Yaitu kegiatan arak-arakan peserta Nyadran menuju ke tempat upacara adat dilangsungkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketiga, Ujub yaitu menyampaikan maksud dari serangkaian upacara adat Nyadran oleh Pemangku Adat.

Keempat, Doa. Biasanya Pemangku Adat akan memimpin kegiatan doa bersama yang ditujukan kepada roh leluhur yang sudah meninggal.

Kelima, Kembul Bujono dan Tasyukuran atau makan bersama dan setiap keluarga yang mengikuti sesi ini harus membawa makanan sendiri. Makanan yang dibawa berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, perkedel, tempe dan tahu bacem, dan lain sebagainya.

Setelah masyarakat telah berkumpul dan membawa makanannya masing-masing, maka makanan akan diletakkan didepan untuk didoakan oleh pemuka agama setempat untuk mendapatkan berkah dan kemudian tukar menukar makanan yang tadi dibawa oleh masyarakat.

Kembul Bujono menjadi rangkaian untuk mengakhiri acara sekaligus dengan saling bersenda gurau agar juga bisa saling mengakrabkan diri.

Seiring berjalannya waktu, terdapat perkembangan dalam prosesi Nyadran seperti menampilkan pelbagai kesenian khas daerah tersebut sebagai unsur pertunjukan.  

FANI RAMADHANI
Pilihan editor : Doa Ziarah Kubur Lengkap Latin Beserta Manfaatnya

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ziarah Kubur dan Tradisi Tanaman Selasih di Bulan Syawal

13 hari lalu

Ade, penjual tanman selasih di kawasan TPU Jabang Bayi, Kota Cirebon. Tanaman sellsih dipercya masyarakt Cirebon dan sekitarny menjadi bunga yang wajib dibawa pada ziarah kubur di bulan Syawal sehingga bermunculan penjual dadakan yang menjual tanaman selasih. Ivansyah
Ziarah Kubur dan Tradisi Tanaman Selasih di Bulan Syawal

Tradisi ziarah kubur saat bulan Syawal di Cirebon dan di wilayah yang dipengaruhi oleh ajaran Sunan Gunung Jati, dengan membawa tanaman selasih


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

15 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Puasa Syawal: Meraih Keberkahan Setelah Idul Fitri, Berikut Ketentuannya

15 hari lalu

Ilustrasi Sahur. shutterstock.com
Puasa Syawal: Meraih Keberkahan Setelah Idul Fitri, Berikut Ketentuannya

Dengan menjalankan puasa Syawal, umat Muslim memiliki kesempatan untuk terus meraih keberkahan setelah berakhirnya bulan Ramadan.


Salat Kafarat Pada Bulan Ramadan, Bagaimana Hukumnya?

18 hari lalu

Ilustrasi salat. ANTARA
Salat Kafarat Pada Bulan Ramadan, Bagaimana Hukumnya?

Salat kafarat ini biasanya dilakukan pada Jum'at terakhir di bulan Ramadan.


Apakah Menangis Membatalkan Puasa? Berikut Penjelasannya

18 hari lalu

Apakah menangis membatalkan puasa? Jawabannya bisa iya dan bisa tidak. Ketahui penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini. Foto: Canva
Apakah Menangis Membatalkan Puasa? Berikut Penjelasannya

Apakah menangis membatalkan puasa? Jawabannya bisa iya dan bisa tidak. Ketahui penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini.


4 Keutamaan di 10 Hari Terakhir Ramadan, Perbanyak Amal Ibadah

21 hari lalu

Sejumlah muslim melakukan salat berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu, 20 April 2022. TEMPO/Subekti
4 Keutamaan di 10 Hari Terakhir Ramadan, Perbanyak Amal Ibadah

Berikut keutamaan 10 hari terakhir bulan Ramadan. Sebaiknya perbanyak amalan baik mulai dari sedekah, tilawah Al Quran, itikaf, hingga sholat malam.


7 Makanan Laris di Bulan Puasa yang Dapat dijadikan Ide Bisnis

21 hari lalu

Selama bulan puasa, tak ada salahnya mencoba peruntungan baru dengan menjual makanan laris di bulan puasa. Ini daftarnya. Foto: Canva
7 Makanan Laris di Bulan Puasa yang Dapat dijadikan Ide Bisnis

Selama bulan puasa, tak ada salahnya mencoba peruntungan baru dengan menjual makanan laris di bulan puasa. Ini daftarnya.


Ketahui Waktu yang Paling Utama untuk Itikaf di Bulan Ramadan

22 hari lalu

Seorang muslim membaca Al-Quran di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu, 20 April 2022. Itikaf merupakan kegiatan berdiam diri di dalam masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. TEMPO/Subekti
Ketahui Waktu yang Paling Utama untuk Itikaf di Bulan Ramadan

Itikaf merupakan salah satu amalan baik yang dapat dilaksanakan pada bulan Ramadan. Ketahui waktu yang paling utama untuk Itikaf berikut ini.


Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Keluarga Selama Puasa

23 hari lalu

Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes
Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Keluarga Selama Puasa

Nutrisi dengan gizi seimbang tidak hanya dibutuhkan anak kecil. Namun seluruh keluarga membutuhkan nutrisi seimbang di Bulan Ramadan.


Bolehkah Mencicipi Masakan Saat Puasa? Ini Penjelasannya

23 hari lalu

Bolehkah mencicipi masakan saat puasa? Anda mungkin masih ragu karena khawatir dapat membatalkan puasa. Ini penjelasannya. Foto: Canva
Bolehkah Mencicipi Masakan Saat Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah mencicipi masakan saat puasa? Anda mungkin masih ragu karena khawatir dapat membatalkan puasa. Ini penjelasannya.