INFO NASIONAL - Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh mengapresiasi Pemerintah Kota Batam yang berhasil menurunkan angka stunting menjadi 15 persen. Artinya, lebih rendah dari angka stunting nasional sebesar 21 persen. Sementara itu, angka stunting nasional tersebut juga mengalami penurun dari sebelumnya yang 24 persen.
“Namun, kita tetap berharap angka ini akan terus mengalami tren penurunan. Kita tahu Batam menjadi kota yang sangat strategis karena menjadi kota perbatasan. Kita tidak mau nanti masyarakat terutama pemudanya kalah bersaing dengan negara tetangga," ujar Ninik, sapaan akrab Nihayatul Wafiroh, saat memimpin Tim Kunspek Komisi IX DPR rapat dengan Jajaran Pemkot Batam, di Kota Batam, Provinsi Kepri, Kamis, 2 Februari 2023.
Politisi F-PKB ini menambahkan, persoalan utama penurunan stunting ini secara umum pada anggaran yang minim, walaupun sebetulnya anggaran secara nasional cukup besar, tapi terbagi di banyak wilayah di Indonesia dan terbagi pada lintas lembaga seperti BKKBN, Kemenkes, dan Kementerian lainnya.
"Oleh sebab itu, bila memang serius terkait kesejahteraan pendamping stunting juga harus mendapatkan prioritas dari pemerintah. Pak Wali Kota di sini sudah mencontohkan, kader posyandu mendapat insentif sekitar Rp300 ribu tiap bulan. Ini luar biasa, perhatiannya bisa menjadi percontohan. Di tempat lain untuk kader Posyandu hanya dikasih Rp100 ribu, uang segitu untuk membuat makanan sehat 50 orang anak tentu sulit," tuturnya.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi ini mengatakan permasalahan utama stunting terkait ekonomi, sehingga masyarakat tidak mampu menangani masalah gizinya sendiri. "Agar stunting selesai semua tentu kita berharap bantuan dan dukungan dari Komisi IX DPR dan Pemerintah Pusat, karena kalau kami sendiri mungkin agak repot. Apalagi jumlah penduduk yang masuk dari para pendatang cukup besar dan hampir semua masuk separuhnya kategori tidak mampu. jika tahun depan dia punya keluarga baru maka mungkin itulah penyebab stunting.” (*)