TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan pekerja PT Gunbuster Nickel Industri atau PT GNI bentrok pada Sabtu malam, 14 Januari 2023 lalu. Akibatnya, tiga orang tewas dan tiga lainnya luka-luka. Satu di antara korban tewas tersebut merupakan tenaga kerja asing atau TKA.
Tragedi ini mendapatkan banyak sorotan dari sejumlah pihak. Tanggapan datang dari sejumlah pihak, antaranya Partai Buruh, Menteri, Kapolri, hingga Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sulawesi Tengah atau Walhi Sulteng.
Baca juga: Kronologo Bentrok Ratusan Pekerja PT GNI Sebabkan Tiga Orang Tewas: 1 TKA dan 2 TKI
Kata Mereka Soal Bentrokan Karyawan PT GNI
Berikut rangkuman tanggapan sejumlah pihak ihwal bentrok pekerja PT GNI, dirangkum dari berbagai sumber:
1. Partai Buruh
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyebut kerusuhan disebabkan buruknya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 di perusahaan tambang tersebut. Dari laporan yang diterimanya, menurut Said, bentrokan dilatarbelakangi tewasnya dua pekerja PT GNI akibat kecelakaan kerja.
“Ini kelalaian sebenarnya, faktor kelalaian perusahaan terhadap K3,” kata Said kepada wartawan, Senin 16 Januari 2023.
Kematian dua orang pekerja ini memicu kekhawatiran pekerja lainnya terhadap keselamatan kerja mereka. Pemicu lainnya, kata Iqbal, rendahnya kenaikan upah buruh. Yakni hanya Rp 75 ribu. “Itu yang membuat keresahan memuncak,” kata Said.
Kondisi tersebut, kata Said, yang membuat para karyawan melakukan aksi demonstrasi. “Ketika mereka berdemonstrasi, kemudian diserang oleh TKA Cina, informasi yang kami terima diserang, dibubarkan,” kata Said.
2. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan pihaknya akan mengusut kasus bentrok antara pekerja lokal dan TKA Cina tersebut. Hal itu disampaikannya setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin.
Jokowi meminta kepolisian untuk mengungkap secara jelas dan terbuka atas peristiwa bentrokan ini. Kapolri pun menegaskan Polri dan TNI siap memberi pengamanan dan pengawalan. Pasalnya, industri tersebut tidak hanya berpengaruh bagi tenaga kerja, tetapi juga untuk negara.
“Polri dibantu TNI siap untuk mengawal dan mengamankan,” ungkapnya.
3. Menteri Ketenagakerjaan
Menteri Ketenagakerjaan atau Menaker Ida Fauziyah meminta kerusuhan di lokasi PT GNI diusut tuntas. Ida, sapaannya, mengatakan Kemnaker turut prihatin dengan aksi anarkis tersebut.
“Kemnaker sangat prihatin dan ikut berduka atas aksi anarkis yang menyebabkan korban jiwa dalam kejadian tersebut,” ujar Ida melalui keterangan tertulis, Senin.
Setali tiga uang dengan Said Iqbal, dari informasi yang dihimpun, ungkap Ida, kericuhan dipicu adanya tuntutan terkait K3 dan pengupahan. Selain itu juga pemutusan hubungan kerja (PHK). Ida membantah anggapan kerusuhan dipicu oleh keberadaan TKA
4. Menteri Perindustrian
Mengutip laman kemenperin.go.id, Menteri Perindustrian atau Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita juga memberikan tanggapan ihwal bentrokan pekerja PT GNI. Pihaknya menyayangkan kejadian tersebut dan mengimbau agar perusahaan dan karyawan mengambil kesepakatan bersama demi penyelesaian masalah yang adil bagi semua pihak.
“Hal ini semestinya tidak terjadi dan harus diusut tuntas serta dilakukan proses hukum yang berlaku,” ujar Menperin di Jakarta, Senin.
5. Walhi Sulteng
Walhi Sulteng juga menanggapi kejadian bentrokan ratusan pekerja PT GNI. Walhi Sulteng menilai kejadian tersebut merupakan dampak dari pasar bebas serta kesewenangan yang dilakukan perusahaan dan pemerintah. Kepala Departemen Advokasi dan Kampanye Walhi Sulteng Aulia Hakim menyebarkan PT GNI harus dihentikan.
“PT GNI harus segera dihentikan! Jangan hanya karena kepentingan modal, nyawa dikorbankan begitu saja, sikap tidak peduli atas jaminan keselamatan dan upah pekerja adalah bentuk kejahatan Hak Asasi Manusia yang dilakukan peusahaan dan pemerintah saat ini,” kata Aulia Hakim dalam keterangan resminya, Ahad, 15 Januari 2023.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: TKA Cina Jadi Polemik, Luhut: Jangan Asal Ngomong Kalau Enggak Ngerti Masalahnya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.