TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kepala daerah untuk sering-sering masuk ke pasar untuk mengecek kenaikan harga bahan kebutuhan pokok yang dapat memicu inflasi. Tujuannya untuk mengecek atau memverifikasi ulang laporan yang disampaikan oleh bawahan mereka, apakah sudah sesuai fakta atau tidak.
"Ndak musim lagi sekarang ini yang namanya bawahan ABS (asal bapak senang), baik pak, enggak ada yang naik pak, harga stabil pak," kata Jokowi di depan ratusan kepala daerah yang hadir dalam Rakornas Kepala Daerah dan FKPD seluruh Indonesia di Sentul International Convention Center, Jawa Barat, Selasa, 17 Januari 2022.
"Kalau saya, saya cek langsung ke lapangan," kata Jokowi memberi contoh tindakan yang sudah dia lakukan.
Baca juga: Mendagri Tegaskan Penjabat Kepala Daerah Akan Dievaluasi Setiap Tiga Bulan
Permintaan ini disampaikan karena Jokowi ingin kepala daerah memperhatikan urusan inflasi sedetail mungkin. Contohnya yaitu kenaikan harga beras yang sekarang terjadi. "Hati-hati, saya dua hari peringatkan Bulog masalah ini, di 79 daerah, beras mengalami kenaikan yang tidak sedikit," kata dia.
Lalu harga telur juga naik di 89 daerah, tomat di 82 daerah, dan ayam ras 75 daerah. Jokowi tak ingin kenaikan harga barang ini kemudian memicu inflasi Indonesia melonjak.
Sebab Jokowi menilai inflasi Indonesia 5,51 persen (yoy) pada 2022 sudah jauh lebih baik dibandingkan negara lain. Untuk itu, Jokowi juga meminta Badan Pusat Statistik (BPS) di daerah untuk memberi informasi apa adanya kepada kepala daerah.
Selain tarif bahan kebutuhan di pasar, Jokowi juga meminta kepala daerah berhati-hati atas tarif yang diatur pemerintah daerah. Jokowi mencontohkan tarif air di PDAM yang bisa mengerek inflasi.
"Kalau masih kuat (menahan harga tak naik, tahan), kalau enggak kuat enggak apa-apa, tapi sekecil mungkin," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Jokowi meminta kepala daerah tidak menaikkan tarif air PDAM sampai melebihi 100 persen. Sebab, Jokowi mengaku menerima laporan adanya kenaikan tarif air PDAM di atas 100 persen tersebut.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono telah melaporkan inflasi bulanan Desember 2022 sebesar 0,66 persen. Enam komoditas utama penyumbang inflasi di antaranya beras, tarif air minum PAM, hingga telur ayam ras.
Baca juga: Usul Pimpinan KPK agar Kepala Daerah Dipilih Pemerintah Dinilai Cederai Reformasi