TEMPO.CO, Jakarta - Richard Eliezer Pudihang Lumiu mengaku mendengar Ferdy Sambo mengokang senjatanya dua kali setelah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua tersungkur di ruang tengah rumah dinas Komplek Polri Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan, pada 8 Juli lalu.
Richard mengatakan setelah ia menembak Yosua dan tersungkur, Ferdy Sambo maju ke arah dirinya dan ia mendengar dua kali kokangan senjata api. Kokangan pertama ketika ia maju ke arah Yosua dan menembaknya. Kemudian kokangan kedua ketika Ferdy Sambo menembak ke atas TV.
“Dua kali kokang. Sekali pistol yang waktu maju pertama. Yang kedua pada saat menembak ke atas TV, dikokang lagi,” kata Richard saat diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 5 Januari 2023.
Richard mengatakan kokangan pertama terjadi tidak lama setelah ia menembak. Adapun kokangan kedua ketika ia melihat Ferdy Sambo memegang pistol HS-9 dan menembak ke arah TV.
Dalam Berita Acara Konfrontasi yang ditandatangani empat terperiksa pada 18 Agustus 2022 dan dilihat Tempo, Richard Elizer mengatakan ia mencabut pistol Glock-17 dari pinggang kanannya ketika Ferdy Sambo menyuruhnya untuk menembak.
Richard mengaku menembak tiga atau empat kali ke depan Yosua. Yosua langsung jatuh dengan posisi tertelungkup dengan kepala di dekat pintu toilet bawah tangga.
“Setelah tertelungkup saya melihat Ferdy Sambo sempat lakukan tembakan ke arah Yosua. Saya tidak ingat berapa kali Ferdy Sambo menembak Yosua. Posisi Bapak agak maju ke arah Yosua. Saya tidak ingat ke arah bagian mana Baoak menembak Yosua. Seingat saya menggunakan senjata Glock-19. Saya tidak ingat bagaimana Ferdy Sambo mengambil senpi Glock-19 tersebut,” kata Richard dalam pengakuan Berita Acara Pemeriksaan Konfrontasi.
Kemudian Richard melihat Ferdy Sambo menembak ke arah dinding menggunakan pistol HS milik Yosua dengan menggunakan sarung tangan karet warna hitam. Namun Richard tidak melihat pergantian pistol Glock-19 ke HS. Ia mengaku hanya melihat HS ditembakkan Sambo ke dinding.
“Saya juga melihat Ferdy Sambo memegangkan senpi HS pada tangan Yosua lalu menembakkan ke dinding. Setelah itu Ferdy Sambo mulai marah-marah kepada kami dan mengatakan kalian tidak bisa menjaga Ibu,” kata Richard.
Eksekusi Yosua berlangsung antara pukul 17.11-17.16 ketika Ferdy Sambo tiba di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga. Ferdy Sambo memegang leher belakang Yosua dan mendorongnya hingga berada di depan tangga lantai satu.
Yosua berhadapan dengan Ferdy Sambo dan Richard Eliezer, sementara Kuat Ma’ruf berada di belakang Ferdy Sambo dan Ricky Rizal bersiaga apabila Yosua melawan. Kuat Ma’ruf juga menyiapkan pisau yang ia bawa dari Magelang untuk berjaga-jaga apabila Yosua melawan. Adapun Putri Candrawathi berada di kamar lantai satu yang hanya berjarak tiga meter dari posisi Brigadir Yosua.
Baca juga: Selain Tembak Yosua, Ini Perintah Ferdy Sambo ke Richard Eliezer Lainnya