TEMPO.CO, Jakarta - Eks narapidana kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama Muhammad Romahurmuziy kembali didapuk sebagai pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Romy-sapaan Romahurmuziy-mengunggah sebuah foto yang menunjukkan bahwa dirinya dipinang sebagai Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan rekam jejak Romy sebagai napi kasus suap sudah dipertimbangkan oleh partai. Menurut dia, di mata koleganya, Romy dinilai masih punya kemampuan untuk membesarkan partai.
“Tentu hak tersebut sudah kita pertimbangkan dan mas Romy di mata temen-temen PPP masih memiliki kemampuan untuk membesarkan partai, berkontribusi membesarkan partai ini,” kata Romy saat dihubungi, Senin, 2 Januari 2023.
Achmad menjelaskan, Romy sudah bebas sejak 3 tahun lalu. Berdasarkan putusan kasasi, kata dia, Romy divonis satu tahun.
Adapun putusan pengadilan terhadap Romy disebut Achmad tidak mencabut hak politik. Sehingga, dia menyebut sah-sah saja jika Romy kembali ke politik.
Toh putusan Mahkamah Konstitusi, dia melanjutkan, membolehkan seseorang yang divonis di bawah 5 tahun untuk nyaleg. Achmad menyebutkan Romy hanya divonis 4 tahun.
“Tuntutan hukumannya itu dibawah 5 tahun, yakni hanya 4 tahun. Berdasarkan putusan MK, putusan yang dibawah 5 tahun itu boleh mencalonkan sebagai calon anggota DPR, apalagi menjadi pengurus partai,” ujarnya.
Romy jabat Ketua Majelis Pertimbangan
Jabatan Romy sebagai Ketua Majelis Pertimbangan menggantikan posisi Plt Ketua Umum PPP saat ini Muhamad Mardiono. Adapun penunjukan Mardiono diwarnai konflik dengan Ketua Umum sebelumnya Suharso Monoarfa.
Pencopotan Suharso dari jabatan Ketua Umum dilakukan melalui musyawarah kerja nasional (mukernas) PPP yang digelar awal September 2022 lalu. Keputusan pencopotan Suharso dan pengangkatan Mardiono dilakukan saat Suharso berada di Paris.
Menyitir laporan Majalah Tempo bertajuk Tertikam Pisau Anak Sulung edisi 10 September 2022, dua narasumber Tempo bercerita, Romy mengulik jadwal kepulangan Suharso dari Paris kepada kerabatnya. Lantaran Romy diketahui dekat dengan Suharso, famili tersebut memberikan informasi yang ia minta.
Nama Romy kemudian mencuat sebagai mediator dalam faksionalisme di tubuh partai. Romy juga datang ke rumah Suharso untuk membicarakan hasil mukernas pada Senin, 5 September 2022 lalu.
Romy mengklaim telah mendapatkan sinyal dari Istana untuk menengahi konflik. Ia juga mengaku telah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan. Romy menyebutkan para petinggi republik itu merestui Suharso Monoarfa diganti.