Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Pemerasan Terhadap Tony Trisno, Anggota DPR Ini Minta Polri Jelaskan ke Publik

Reporter

Editor

Febriyan

image-gnews
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Ahad, 9 September 2018. Partai Demokrat merayakan ulang tahun yang ke-17, bertepatan dengan ulang tahun ke-69 Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Ahad, 9 September 2018. Partai Demokrat merayakan ulang tahun yang ke-17, bertepatan dengan ulang tahun ke-69 Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, meminta Polri menjelaskan soal duduk perkara kasus pemerasan yang terjadi terhadap pengusaha Tony Trisno. Hinca menilai hal ini berkaitan dengan integritas personel Polri. 

Anggota Komisi III DPR RI ini menyatakan Polri dan harus membuka secara luas masalah ini agar tidak timbul kesalahpahaman di masyarakat. Dia berharap masalah ini bisa selesai sebelum Komisi III menggelar rapat kerja dengan Polri pada masa sidang selanjutnya tahun depan. 

"Sebelum nanti saya rapat dengan Kapolri, seharusnya Wakapolri bisa menjelaskan pertanyaan publik ini. Selain itu Kadiv Propam yang mengetahui hal ini, juga harus membuka dan menjelaskan karena ini sudah menjadi kasus publik," tutur Hinca, Senin, 26 Desember 2022.

Awal mula mencuatnya kasus pemerasan terhadap Tony

Kasus pemerasan terhadap Tony Trisno oleh sejumlah anggota Polri mencuat setelah dua buah diagram viral di dunia maya pada awal Oktober lalu. Dalam diagram pertama, Tony disebut memberikan suap kepada sejumlah aparat agar tiga laporan kasusnya di Badan Reserse Kriminial Polri berjalan.

Pada diagram kedua, Tony disebut sebagai korban pemerasan oleh sejumlah anggota Polri. "Pemerasan Oknum Perwira Polri terhadap korban penipuan arloji Richard Mille, Ferrari dan McLaren (Tony Sutrisno)," begitu judul diagram kedua. 

Kepada Tempo pada 25 Oktober lalu, Tony pun telah membenarkan bahwa dirinya menjadi korban pemerasan anggota Polri. Dia menyatakan diperas agar laporannya berjalan. 

“Saat keluar diagram pertama itu, saya bingung, kok disebut suap. Pas diagram kedua baru benar, saya diperas,” kata Tony. 

Hinca soroti soal pemotongan sanksi demosi

Hinca juga menyoroti soal sanksi demosi kepada salah satu anggota Polri yang disebut terlibat pemerasan tersebut, yaitu Kombes Rizal Irawan. Dalam diagram yang viral, Rizal awalnya disebut mendapatkan sanksi demosi 5 tahun. Sanksi tersebut kemudian dipotong menjadi 1 tahun atas perintah dari Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono

Hinca menilai langkah Wakapolri ini tak adil, pasalnya seorang anggota Polri lainnya menerima sanksi demosi selama 10 tahun dan tak mendapatkan potongan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Wakapolri harus menjelaskan ke publik mengapa dan apa alasannya," kata dia. "Sekalipun ada mekanisme banding kepada Wakapolri, karena persoalan integritas ini menyangkut bukan satu orang dua orang, tentu ini tidak adil dan melanggar etika itu sendiri."

Kasus yang dilaporkan Tony 

Tony Trisno merupakan pengusaha yang mencuat namanya ke publik setelah berseteru dengan pihak Richard Mille Indonesia. Dia melaporkan pihak Richard Mille Indonesia karena dianggap melakukan penipuan dalam hal jual beli dua arloji mewah bernilai Rp 77 miliar. 

Tak hanya itu, Tony Trisno juga mengaku mengalami penipuan dalam pembelian sejumlah mobil super seperti McLaren, Ferrari dan Lamborghini. 

Sejauh ini, dari tiga laporan Tony tersebut, laporan kasus Richard Mille telah dihentikan. Kepala Direktorat Tindak Pidana Ekonomi (Dittipideksus) Khusus Brigjen Whisnu Hermawan Februanto mengakui penanganan awal kasus ini bermasalah, namun dia tak mau berbicara soal detail masalah tersebut. 

"Perkara ini awalnya ditangani direktorat pidana umum, ada masalah sebenarnya. Tapi saya nggak ngomong ada masalah apa di sana. Dipindahkanlah ke direktorat kami," kata Wisnu kepada Tempo, 7 November lalu. 

Menurut Wishnu, berdasarkan penelusuran timnya tak ditemukan unsur pidana dalam kasus Richard Mille. Untuk laporan Tony Trisno soal penipuan mobil McLaren saat ini masih dalam proses penyelidikan. Wishnu juga menyatakan bahwa pihaknya sudah menaikkan laporan kasus pembelian Ferrari ke tahap penyidikan meskipun belum ada tersangka.

"Kami masih menunggu pemeriksaan pelapor selanjutnya. Kami minta kepada pelapor untuk menyerahkan alat bukti," kata Wishnu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Dosen Curhat Rendahnya Kesejahteraan ke DPR: Kami Digaji di Bawah Rp 3 Juta

1 jam lalu

Ilustrasi suasana belajar mahasiswa di kampus. Pixabay
Dosen Curhat Rendahnya Kesejahteraan ke DPR: Kami Digaji di Bawah Rp 3 Juta

Minimnya perhatian terhadap kesejahteraan dosen tersebut, kata Dhia, berbanding terbalik dengan tuntutan kerja yang mereka lakukan.


Meutya Hafid Cerita ke DPR soal Komdigi Digeledah dalam Kasus Judi Online: Mencekam, Banyak Polisi

3 jam lalu

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 1 November 2024 TEMPO/Daniel A. Fajri
Meutya Hafid Cerita ke DPR soal Komdigi Digeledah dalam Kasus Judi Online: Mencekam, Banyak Polisi

Menteri Komdigi Meutya Hafid mengungkapkan, kondisi kantornya ketika digeledah kepolisian dalam kasus judi online pada Jumat lalu sangat mencekam.


Ketua Komisi V DPR RI Sebut Butuh Rp750 Triliun untuk 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Nanti Kami Hitung

4 jam lalu

Ilustrasi perumahan. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Ketua Komisi V DPR RI Sebut Butuh Rp750 Triliun untuk 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Nanti Kami Hitung

Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk program 3 juta rumah.


Meutya Hafid Deg-degan Rapat Perdana dengan Komisi I DPR

4 jam lalu

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, saat ditemui di kompleks gedung DPR, Selasa, 5 November 2024. TEMPO/Annisa Febiola.
Meutya Hafid Deg-degan Rapat Perdana dengan Komisi I DPR

Meutya Hafid akan membeberkan program 100 hari pemerintahan Prabowo di depan Komisi I DPR. Ia tak tahu apakah juga akan ditanya soal judi online.


Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

6 jam lalu

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, saat ditemui di depan kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Oktober 2024. Tempo/Annisa Febiola.
Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad irit bicara soal kelanjutan seleksi Capim KPK. Ia mengaku tak mengetahui perkembangan terkini soal itu.


Soal RUU Penyiaran Masuk Prolegnas atau Tidak, Komisi I DPR Serahkan ke Baleg

6 jam lalu

Ilustrasi rapat di DPR. Dok.TEMPO/Fakhri Hermansyah
Soal RUU Penyiaran Masuk Prolegnas atau Tidak, Komisi I DPR Serahkan ke Baleg

Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, menyerahkan kepada Baleg apakah RUU Penyiaran akan masuk dalam Prolegnas atau tidak.


Tok! Paripurna DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna dan Estella Loupattij

7 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan pemain FC Copenhagen Kevin Diks menggelar pertemuan pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Instagram @erickthohir.
Tok! Paripurna DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna dan Estella Loupattij

Rapat paripurna DPR menyetujui permohonan naturalisasi atlet Kevin Diks, Noa Johanna Christina Cornelia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij.


Terkini: Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra, Erick Thohir Buka Suara Alasan Dicopotnya Nicke Widyawati

1 hari lalu

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri (kiri) dan Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan. (Dok.pertamina.com)
Terkini: Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra, Erick Thohir Buka Suara Alasan Dicopotnya Nicke Widyawati

Pemerintah merombak direksi dan komisaris PT Pertamina (Persero) dengan menempatkan petinggi Partai Gerindra sebagai dirut dan komut.


DPR dan Kemenpora Bahas Naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij untuk Timnas Indonesia

1 hari lalu

Kevin Diks berseragam FC Kopenhagen. Doc. FCK.DK.
DPR dan Kemenpora Bahas Naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij untuk Timnas Indonesia

Kemenpora mengusulkan naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna Cornellia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij.


DPR dan BIN Bahas Proses Pengamanan saat Pilkada 2024

1 hari lalu

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani ditemui usai pertemuan Prabowo Subianto dengan ketua umum partai politik pendukung pemerintah pada Jumat, 1 November 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
DPR dan BIN Bahas Proses Pengamanan saat Pilkada 2024

Ahmad Muzani mengatakan, pengamanan saat Pilkada tersebut juga merupakan fokus kerja BIN dalam 100 hari pertama.