TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Cianjur yang mengguncang dengan magnitudo 5,6 mengakitbakan longsor tebing Palalangon di Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Longsor mengakibatkan kendaraan baik mobil dan motor yang tengah parkir di lokasi itu dan orang-orang yang tengah makan di warung sekitar itu tertimbun.
Namun hingga kini baik jumlah kendaraan maupun orang yang terseret longsoran masih masih menjadi misteri. Hingga kemarin, petugas telah berhasil mengevakuasi 15 orang yang tertimbun longsor dalam kondisi tak bernyawa.
Beragam versi bermunculan mengenai jumlah kendaraan mobil maupun sepeda motor serta berapa orang yang tertimbun, karena saat itu waktu istirahat dan arus lalu lintas lumayan ramai lancar.
Baca juga: Evakuasi Longsor di Jalan Cugenang Akibat Gempa Cianjur Terganggu, Ini Sebabnya
Sebelum gempa, di lokasi longsor itu terdapat bangunan rumah makan Sate Shinta dan Cafe Coffee AR7 yang berada di bibir jurang sedalam 20 hingga 50 meter. Rumah makan Sate Shinta diketahui tak seramai sebelum pandemi Covid-19. Sedangkan Cafe Coffee AR7 bangunannya didominasi dengan bahan bambu. Setiap jam istirahat, cafe ini dipenuhi anak muda.
Selain itu ada warung kopi yang berjajar di tepi jalan. Biasanya dipenuhi banyak pengunjung. Hingga kini belum ada yang bisa memastikan berapa orang yang tertimbun akibat longsor di tebing itu.
Namun diketahui ada rombongan dari sekolah Al Azhar yang saat itu berada di lokasi. Salah satu penumpang dalam rombongan Al Azhar itu adalah Yayah Rodiah, Kepala Sekolah TK Bina Insani Almuawanah. Pihak keluarga hingga kini belum mendapatkan informasi keberadaannya.
“Kami hubungi melalui HP-nya tidak aktif, terakhir Teteh ikut rombongan mobil Al Azhar karena ada acara di daerah Sarongge,” tutur Dadan Asikin, kakak Yayah Rodiah, saat dihubungi melalui telepon, Kamis 24 November 2022.
Dadan meminta pihak Satgas memberikan informasi mengenai kebenaran mobil Al Azhar terseret longsor di depan Rumah Makan Sate Shinta.
“Tolong berikan kami informasi mengenai keberadaan kakak kami, jangan sampai tidak ada informasi,” kata dia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang meninjau lokasi gempa Cianjur mengatakan saat ini petugas fokus untuk melakukan evakuasi. Sebab, masih banyak korban yang tertimbun masih belum bisa dievakuasi.
"Di sebuah kampung di Desa Mangunkerta Kecamatan Cugenang masih ada 39 korban yang belum dievakuasi dari reruntuhan bangunan. Jadi, prioritas utama adalah evakuasi," ujar Jokowi di lokasi bencana Mangunkerta, Cugenang, Kamis, 24 November.
Baca: Kapolri Kerahkan Brigade Khusus Dokkes Polri Hingga Tim K9 untuk Bantu Korban Gempa Cianjur
DEDEN ABDUL AZIZ