TEMPO.CO, Solo - Calon Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah inkumben, Haedar Nashir, diprediksi memiliki peluang besar untuk terpilih kembali menjadi ketua umum periode lima tahun ke depan, 2022-2027.
Sebagaimana diketahui, dari hasil pemilihan anggota tetap PP Muhammadiyah yang dilaksanakan dengan mekanisme e-voting, Sabtu, 19 November 2022, Haedar meraih suara terbanyak dengan jumlah 2.203 suara.
Setelah Haedar, ada Abdul Mu'ti yang mendapatkan sebanyak 2.159 suara; Anwar Abbas dengan 1.820 suara, Busyro Muqoddas 1.778 suara, Hilman Latief 1.675 suara, Muhadjir Effendy 1.598 suara, Syamsul Anwar 1.494 suara, Agung Danarto 1.489 suara, Saad Ibrahim 1.333 suara, Syafiq A. Mughni 1.152 suara, Dadang Kahmad 1.119 suara, Ahmad Dahlan Rais 1.080 suara, dan Irwan Akib 1.001 suara.
Ke-13 orang itu dijadwalkan menggelar rapat pada Ahad, 20 November 2022 ini.
Ketua Panitia Pemilihan (Panlih) Achmad Dahlan Rais menyatakan dari 13 nama terpilih itu, kemungkinan besar yang menjadi ketua umum adalah yang mendapat suara terbanyak. Hal itu juga untuk menghargai yang mendapat suara terbanyak.
Ketua umum yang terpilih dalam rapat 13 orang itu harus dimintakan persetujuan kepada muktamirin. Sedangkan sekretaris umum ditunjuk oleh ketua umum terpilih.
Kendati demikian, kata Dahlan, ada sejarah yang menjadi ketua umum bukan yang dipilih oleh muktamirin. Dahlan mencontohkan dalam Muktamar di Purwokerto pada 1950-an, pimpinan terpilih tak ada yang mau menjadi ketua umum.
"Akhirnya mereka meminta Buya Sutan Mansur di Sumatra Barat untuk memimpin Muhammadiyah. Buya bersedia lalu hijrah ke Jawa untuk menjadi ketua umum," ujar Dahlan kepada awak media, Ahad.
Rapat formatur untuk memilih ketua umum biasanya juga tak berlangsung lama. Dalam Muktamar Makassar, 2015, rapat hanya berlangsung 10 menit. Itu pun sebagian besar waktu untuk doa demi kemaslahatan Muhammadiyah. Saat itu, Dahlan juga menjadi panitia pemilihan. “Tak ada deadlock,” ucap dia.
Pemilihan 13 orang itu berlangsung Ahad malam. Dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, e-voting berakhir sekitar pukul 23.30 WIB. Jumlah pemilihnya 2.519. Masing-masing memilih 13 nama.
Diwawancarai terpisah, Menko PMK, Muhadjir Effendy berharap duet Haedar Nashir-Abdul Mu'ti dapat kembali memimpin Muhammadiyah untuk periode lima tahun ke depan. "Kita harap begitu. Duet Pak Haedar Nashir dengan Abdul Muti ini saya kira duet yang sudah terbukti selama satu periode,” kata Muhadjir.
Menurut Muhadjir, duet Haedar-Mu'ti bukan hanya dapat mempertahankan Muhammadiyah dari pandemi Covid-19. "Muhammadiyah di era kepemimpinan beliau berdua ini (Haedar-Mu'ti) dapat berkembang sangat pesat. Internasionalisasi Muhammadiyah yang perguruan tinggi bisa didirikan, sekolah, amal usaha juga mengalami perkembangan yang sangat pesat,” tutur Muhadjir.
Baca juga; Buka Muktamar Muhammadiyah, Jokowi Bilang Syiar Islam di Indonesia Paling Terbuka
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.