TEMPO.CO, Jakarta - Guntur Soekarnoputra menyatakan bahwa dirinya sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang sudah membersihkan nama sang ayah, Soekarno, atas tuduhan G30S PKI.
“Pernyataan dari Pak Jokowi ini membersihkan nama Soekarno bahwa dirinya tidak terlibat G30S PKI. Dengan ini jelas bawha Soekarno bukan PKI, bukan komunis, dan dia adalah nasionalis dan patriot sempurna,” kata Guntur di Istana Negara Jakarta, Senin, 7 November 2022.
Jokowi menyebut di tahun 1986 pemerintah telah menganugerahkan gelar Pahlawan Proklamator kepada Soekarno, dan di tahun 2012 pemerintah juga telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Soekarno.
"Artinya Insinyur Soekarno telah dinyatakan memenuhi syarat setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara yang merupakan syarat penganugerahan gelar kepahlawanan," katanya.
Lalu, siapa itu Guntur Soekarnoputra yang juga putra mbarep Soekarno dan Fatmawati?
Baca: Peristiwa Rengasdengklok, Guntur Soekarnoputra Ngompol Saat Digendong Bung Hatta
Putra Sulung Soekarno, Guntur Soekarnoputra
Mohammad Guntur Soekarnoputra atau dikenal dengan nama Guntur Soekarnoputra merupakan putra sulung dari pasangan Soekarno dan Fatmawati. Melasnir laman Kepustakaan Presiden RI¸disebutkan bahwa Guntur merupakan kakak dari Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarno Putri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra. Salah satu hal unik ketika kelahiran Guntur adalah para petinggi Jepang yang kenal dekat dengan Soekarno menyambut kelahiran Guntur dengan gembira. Bahkan, Jenderal Yamamoto menamai Guntur dengan Osamu. Dalam bahasa Jepang, “osamu” memiliki arti disiplin, logis, dan pemimpin.
Guntur merupakan salah satu putra kesayangan Bung Karno dan Fatmwati. Keduanya memilikki panggilan kesayangan terhadap Guntur, Soekarno memanggil Guntur dengan sebutan ‘Tok’ dan Fatmawati memanggil Guntur dengan sebutan ‘Bujang’. Serupa dengan sang ayah, Guntur merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Walau lahir dari keluarga politisi, Guntur tidak terjun secara langsung dalam dunia politik praktis, berbeda dengan sang ayah dan adik-adiknya yang banyak berkecimpung dalam dunia politik. Dibandingkan aktif di dunia politik, Guntur lebih banyak aktif dalam dunia budaya, khususnya musik.
Laporan Koran Tempo pada 21 Januari 2006, menyebutkan bahwa Guntur Soekarnoputra tidak memilikki ketertarikan terhadap dunia politik dan lebih senang mengomentari hal-hal yang berkaitan dengan musik. “Capek kalau soal politik,” kata Guntur, saat itu.
EIBEN HEIZIER I SDA
Baca juga: Guntur Bersyukur Presiden Jokowi Bersihkan Nama Soekarno dari G30S
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.