TEMPO.CO, Jakarta - Ajudan sekaligus sopir Ferdy Sambo, Bhayangkara Satu Prayogi sempat melihat terdakwa Ricky Rizal mondar-mandir seperti kebingungan ketika kembali ke rumah pribadi atasannya di Jalan Saguling 3 setelah pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat pada 8 Juli 2022.
Prayogi mengatakan melihat Ricky mondar-mandir di ruang untuk menonton televisi saat itu. Ia mengatakan Ricky tidak menjawab ketika ditanya sedang apa. Kemudian ia tidak melihat lagi. Prayogi bertemu lagi dengan Ricky di gerbang saat hendak naik motor. Ricky hanya menjawab agar memakai masker ketika ditanya mau ke mana.
“Saat bertemu mondar mandir saja seperti orang bingung di depan saya. Kan di situ ada meja, terus seperti mencari sesuatu tetapi tidak jadi. Terus pas saya masuk saya enggak lihat lagi,” kata Prayogi.
Sebelumnya, Ferdy Sambo memerintahkan Ricky Rizal mengantar Putri Candrawathi ke rumah pribadi di Jalan Saguling 3 setelah pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat. Ricky kemudian kembali lagi ke rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.
Baca juga: Brigadir J Beli Nasi Tumpeng Ultah Pernikahan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi
Dalam surat dakwaan 17 Oktober 2022, jaksa penuntut umum mengatakan Ferdy Sambo menjelaskan rencana pembunuhan Yosua di lantai 3 rumah pribadi di Jalan Saguling 3 pada 8 Juli lalu.
Ferdy Sambo disebut marah setelah mendengar keterangan sepihak dari istrinya, Putri Candrawathi yang mengaku dilecehkan Yosua di Magelang pada 7 Juli 2022. Ia pun lantas memanggil ajudannya Ricky Rizal menggunakan handie talkie (HT) ke lantai tiga.
Ferdy Sambo sempat menanyakan Ricky Rizal apa yang terjadi di Magelang dan dijawab tidak tahu. Atasannya itu lantas menjelaskan istrinya dilecehkan. Ia pun bertanya kepada Ricky apakah ia sanggup menembak Yosua. Ricky menyatakan tidak sanggup. Sambo kemudian meminta Richard Eliezer menembak Yosua.
Putri Candrawathi juga berada satu ruangan saat Ferdy Sambo membeberkan skenario seolah-olah terjadi pelecehan seksual terhadap dirinya saat menyusun plot di lantai tiga Jalan Saguling 3, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.
Dalam skenario tersebut, Yosua melecehkan Putri Candrawathi yang kemudian berteriak minta tolong. Lalu Richard datang dan Yosua menembaknya. Kemudian, tembakan Yosua dibalas Richard sehingga melumpuhkannya.
“Korban Nofriansyah Yosua Hutabarat dianggap telah melecehkan saksi Putri Candrawathi yang kemudian berteriak minta tolong. Richard kemudian datang dan ditembak oleh Yosua dan dibalas oleh Richard,” kata JPU menyebut skenario Sambo.
Percakapan di lantai tiga juga menentukan lokasi eksekusi, yakni rumah dinas pribadi Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga. Putri Candrawathi mendengar dan mendukung rencana tersebut dengan mengajak Yosua dan ajudan lain ke rumah dinas di Duren Tiga dengan alasan untuk isolasi mandiri.
Saat detik-detik pembunuhan, Ferdy Sambo sempat memegang leher belakang Yosua dan mendorongnya hingga berada di depan tangga lantai satu. Yosua berhadapan dengan Ferdy Sambo dan Richard Eliezer, sementara Kuat Ma’ruf berada di belakang Ferdy Sambo dan Ricky Rizal bersiaga apabila Yosua melawan.
Baca juga: Bertemu di Sidang, Ferdy Sambo Beri Peluk dan Cium ke Putri Candrawathi