TEMPO.CO, Jakarta - Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI Sonhadji mengatakan Tragedi Kanjuruhan adalah peristiwa yang tidak diinginkan semua pihak termasuk PSSI.
“Tentunya ini di luar kehendak kita semua.…ini maksudnya ya kehendak Allah lah,” kata Sonhadji dalam konferensi pers usai diperiksa oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Oktober 2022.
Sonhadji mengatakan, Tragedi Kanjuruhan kemarin di luar kehendak semua orang dan tidak ada seorang pun yang mengehdaki peristiwa itu. Menurutnya, perangkat pertandingan sudah bekerja dengan porsi masing-masing dan PSSI juga sudah mengecek bagaimana perangkat pertandingan yang bertugas, termasuk security officer dan lainnya.
“Tetapi masih terjadi peristiwa yang saya sebutkan tadi,” ujar Sonhadji.
Sonhadji mengatakan pertemuan dengan Komnas HAM lebih banyak menekankan bagaimana PSSI ke depannya dalam menyelenggarakan sepak bola agar lebih nyaman dan aman bagi penonton.
Baca juga: Inilah 2 Pernyataan Blunder Polri soal Tragedi Kanjuruhan
Ketua Umum Persatuan Federasi Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule bersama jajaran PSSI tiba ke kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk dimintai keterangan terkait Tragedi Kanjuruhan hari ini, Kamis, 13 Oktober 2022.
Iwan Bule tiba sekitar pukul 14:54 WIB bersama Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi dan Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto. Dengan seragam PSSI putih berjaket hitam, Iwan Bule tidak berucap apapun ketika melewati kumpulan wartawan yang menunggu. Ia hanya memberikan gestur hormat dan salam kepada pewarta yang menyorot.
Namun Iwan menghindari wartawan setelah pemeriksaan usai sekitar pukul 17:43 WIB. Pemaparan setelah pemeriksaan hanya menghadirkan jajaran PSSI tanpa ketua umum.
Komnas HAM hari ini mengundang Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule dan pihak Indosiar selaku penyiar laga Arema FC vs Persebaya 1 Oktober lalu. Adapun pemeriksaan seputar siapa yang bertanggung jawab terhadap jadwal penayangan, rencana pengamanan, prakondisi, hingga statuta PSSI hingga statuta FIFA.
Kemarin, Rabu, 12 Oktober 2022, Komnas HAM membeberkan temuan sementaranya dalam tragedi Kanjuruhan. Berdasarkan hasil investigasi mereka, semua pintu Stadion Kanjuruhan terbuka sepuluh menit sebelum laga usai. Komnas HAM juga menyimpulkan tidak ada kerusuhan setelah laga usai. Selain itu, Komnas HAM menemukan permintaan perubahan jadwal laga ditolak oleh penyelenggara pertandingan.
Tragedi Kanjuruhan terjadi selepas tuntas-nya laga klasik antara Arema Malang kontra Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3, di mana sejumlah suporter memasuki lapangan dan dijawab keras oleh petugas pengamanan yang melontarkan tembakan gas air mata ke arah tribun, terutama tibun selatan yang menjadi titik korban paling banyak.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 132 orang.
Baca juga: Ditanya soal Desakan Mundur, Ketua Umum PSSI Bungkam