TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Gabungan Independen Pencarian Fakta (TGIPF) Mahfud Md mengatakan saling lempar tanggung jawab antarpihak membuktikan penyelenggaran sepak bola nasional kacau.
“Bahwa terjadi saling menghindar dari tanggung jawab operasional lapangan antara federasi, pengelola liga, panitia pelaksana, pihak keamanan, hingga penyelenggara siaran menjadi bukti bahwa penyelengaraan Liga Sepak Bola Nasional agak kacau,” kata Mahfud Md dalam pernyataan akun Instagram resminya, Rabu, 12 Oktober 2022.
Pasalnya, kata Mahfud, hal ini membahayakan bagi dunia persepakbolaan Indonesia karena nyawa manusia dibuat pertaruhan karena tidak ada jaminan keselamatan yang maksimum.
“Ini menjadi salah satu perhatian TGIPF untuk mencari akar masalahnya sebagai bahan untuk menyusun rekomendasi. Kita juga sudah mendiskusikan dan melakukan crosscheck temuan dengan Komnas HAM,” lanjut Mahfud.
Ia mengatakan ada kemungkinan Komnas HAM merekomendasikan sesuatu yang sesuai dengan kewenangannya. Namun ia tidak mengungkap rekomendasi yang dimaksud dan membiarkan Komnas HAM yang mengumumkannya.
“Temuan TGIPF takkan diumumkan sebelum diserahkan kepada Presiden. Sebab, TGIPF dibentuk dgn Kepres untuk keperluan Presiden. TGIPF akan menyerahkan laporan kepada Presiden Jumat atau Senin mendatang,” ujar Mahfud Md.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan keamanan itu sebelumnya menyebutkan tim TGIPF Kanjuruhan akan menyerahkan hasil investigasi dan rekomendasinya kepada Presiden Joko Widodo pada Jumat 14 Oktober 2022.
Sebelumnya, TGIPF menargetkan akan menyelesaikan investigasi itu maksimal satu bulan. Namun, kata dia, Presiden Jokowi meminta agar hasil rekomendasi itu bisa selesai dalam dua minggu.
"Kami Insyaallah lebih cepat lagi, 10 hari saja. Artinya hari Jumat ini sudah bisa diserahkan," kata Mahfud, 12 Oktober 2022.
Menurut dia, tim sudah bekerja selama seminggu untuk mencari fakta-fakta dan menyampaikan rekomendasi kepada Jokowi.
"Bila ada sesuatu yang perlu dikoreksi terkait dengan aturan yang ditetapkan oleh FIFA di dalam pelaksanaan di lapangan dengan kami, maka konsolidasinya ditingkat kami akan kita bicarakan dengan pihak FIFA yang akan mengutus timnya ke sini untuk melakukan penataan ulang terhadap persepakbolaan di Indonesia," jelas Mahfud.
Tragedi Kanjuruhan terjadi karena kerusuhan selepas tuntas-nya laga klasik antara Arema Malang kontra Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3, di mana sejumlah suporter memasuki lapangan dan dijawab keras oleh petugas pengamanan yang melontarkan tembakan gas air mata ke arah tribun.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 132 orang.
EKA YUDHA SAPUTRA | ANTARA
Baca: TGIPF Akan Periksa Kandungan Gas Air Mata di Laboratorium