TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Komisi Kepolisian Nasional atau Kompolnas Poengky Indarti mengatakan gaya hidup mewah polisi telah menjadi kultur yang diwariskan sejak Orde Baru.
"Kultural Polri dianggap paling sulit karena tidak bisa mengubah watak dan budaya dalam sekejap," kata Poengky Indarti saat dihubungi, Senin, 5 September 2022.
Dia mengatakan, gaya hidup mewah polisi sudah dilarang sejak era mantan Kapolri Jenderal Idham Azis melalui Telegram Rahasia tentang larangan hidup mewah bagi anggota Polri.
“Gaya hidup mewah anggota sudah dilarang, termasuk oleh Perkap, STR, dan sebagaimya. Tetapi memang butuh contoh teladan dari pimpinan agar anak buah malu bergaya hidup mewah,” katanya.
Sorotan terhadap gaya hidup mewah anggota Polri saat ini makin meningkat setelah kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terkuak. Salah satunya adalah gaya hidup Brigjen Hendra Kurniawan yang menjadi sorotan. Dia disebut kerap ganti mobil.
Mantan Kepala Biro Pengamanan Internal Polri itu kini masih berada di penempatan khusus Mako Brimob karena diduga terlibat dalam penghalangan penyidikan kasus pembunuhan Brigadir J.
Poengky mengatakan reformasi struktural Polri, dan juga TNI, sudah dilakukan pada 1999 oleh Presiden BJ Habibie melalui Inpres No. 2 tahun 1999. Ini dikuatkan dengan TAP MPR nomor VI tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri, serta TAP MPR nomor VII tentang Peran TNI dan Peran Polri. Reformasi Polri, kata Poengky, kemudian dibagi menjadi reformasi struktural yg menempatkan Polri langsung di bawah Presiden.
Reformasi instrumental yang mengubah aturan-aturan Polri tidak lagi merujuk pada ABRI, dan reformasi kultural Polri yang mengharuskan perubahan mindset dan cultureset seluruh pimpinan dan anggota Polri. Namun reformasi kultural lebih sulit dibanding struktural.
“Reformasi kultural Polri yang dianggap paling sulit karena tidak bisa mengubah watak dan budaya dalam sekejap,” ujar Poengky.
Namun dia tak mau berkomentar soal gaya hidup satu dua orang anggota Polri yang kini jadi sorotan.
“Kami tidak mau terjebak hanya mengomentari gaya hidup satu dua orang ya. Yang kami awasi adalah gaya hidup seluruh anggota Polri dan keluarganya yang harus sesuai dengan semangat reformasi kultural Polri,” kata Poengky.
Baca juga: Majalah Tempo Ungkap Ferdy Sambo Diduga Hubungi Fadil Imran Setelah Penembakan Brigadir J
Muh Raihan Muzakki