Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah dan Isi Teks Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

Reporter

Presiden Soekarno saat pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat. ANTARA/IPHOS
Presiden Soekarno saat pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat. ANTARA/IPHOS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus 1945 menjadi tonggak sejarah bahwa negara Indonesia telah merdeka. Sebelum pembacaan teks proklamasi dilakukan, banyak sekali peristiwa yang terjadi mulai dari perumusan naskah, penentuan tempat proklamasi dan peristiwa penting lainnya. Sebagai generasi yang menikmati kebebasan dari penjajahan, penting mengetahui sejarah dan isi teks proklamasi agar tidak lupa jasa para pahlawan bangsa.

Sejarah Proklamasi Kemerdekaan

Dalam menyambut HUT RI Ke-77, mengingat sejarah proklamasi kemerdekaan penting bagi seluruh masyarakat Indonesia. Melansir dari laman resmi Kemdikbud, peristiwa Proklamasi Kemerdekaan bermula saat Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945, disusul dengan jatuhnya bom atom di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Peristiwa ini yang mengakibatkan kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. Hal ini membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.

Golongan muda yang terdiri dari Sukarni, Wikana, Chairul Saleh, Yusuf Kunto, dan lainnya mendengar kabar tentang peristiwa tersebut melalui siaran Radio BBC milik Inggris. Kemudian, mereka mendesak Soekarno untuk menyelenggarakan Proklamasi Kemerdekaan guna memanfaatkan situasi. 

Namun, usulan tersebut ditolak oleh golongan tua dengan alasan belum adanya pernyataan resmi dari pemerintah Jepang. Golongan tua berpendapat, lebih baik Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan setelah 24 Agustus, yaitu tanggal yang ditetapkan Marsekal Terauchi untuk waktu kemerdekaan Indonesia.

Pada 15 Agustus 1945, para golongan muda sepakat untuk mengamankan Soekarno ke Rengasdengklok. Mereka menculik Soekarno dengan tujuan agar golongan tua menuruti keinginan golongan muda. Namun, sampai 16 Agustus 1945 itu, tidak tercapai kesepakatan apapun. Di sore harinya, Ahmad Soebardjo datang dan membujuk para golongan muda untuk melepaskan Soekarno. Akhirnya mereka mencapai kesepakatan dengan jaminan bahwa proklamasi akan dilaksanakan esok hari.

Malam itu, golongan muda dan golongan tua berangkat menuju rumah Laksamana Maeda di Jakarta. Laksamana Maeda mempersilahkan rombongan tersebut untuk menemui Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto. Namun, Jenderal Nishimura menolak rencana Proklamasi Kemerdekaan.

Perumusan Naskah Proklamasi

Teks proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo di rumah Laksamana Maeda pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB. Setelah perumusan teks Proklamasi selesai, teks kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Setelah itu, teks ditandatangani kembali oleh Soekarno. 

Pembacaan teks proklamasi dilakukan pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 (Proklamasi No. 5, Jakarta Pusat). Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan diumumkan oleh BM Diah dan Jusuf Ronodipuro melalui radio, surat kabar, telegram, dan lisan. Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan juga diabadikan oleh pewarta yang bernama Frans dan Alex Mendoer dari IPPHOS. 

Naskah Proklamasi Kemerdekaan

Dikutip dari buku Undang-Undang Dasar 1945 (Amandemen), karya Redaksi Pustaka Grhatama, berikut ini naskah Proklamasi Kemerdekaan RI:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l, diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia. 

Soekarno/Hatta

Demikian sejarah dan teks Proklamasi Kemerdekaan RI. Ingat ungkapan terkenal dari Soekarno, Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarah. Yuk belajar sejarah lagi. 

LALA DITA PANGESTU

Baca juga: Kenapa Naskah Asli Proklamasi Kemerdekaan Ditulis Bung Karno: 17 8 05

 Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

29 hari lalu

Rumah bergaya indische di Jalan Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta. Pada agresi militer Belanda kedua tahun 1948, Presiden Soekarno dan keluarga pernah menjadikan rumah ini sebagai tempat persembunyian. Tempo/Anang Zakaria
Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Usai proklamasi, Indonesia juga berusaha mempertahankan kemerdekaan melalui jalur diplomatik tanpa kekerasan, salah satunya perjanjian Roem-Roijen.


Masjid Raya Ganting, Destinasi Wisata Religi Bersejarah di Kota Padang, Pernah Jadi Persinggahan Soekarno

57 hari lalu

Banguanan Masjid Raya Ganting yang sudah berdiri sejak abad ke 19 di Kota Padang. TEMPO | Fachri Hamzah.
Masjid Raya Ganting, Destinasi Wisata Religi Bersejarah di Kota Padang, Pernah Jadi Persinggahan Soekarno

Masjid Raya Ganting di Kota Padang dibangun pada 1866 dan menjadi tempat persinggahan Soekarno dan Fatmawati kala Jepang mendarat di Sumatera Barat.


Masjid Syuhada Ditetapkan sebagai Masjid Agung Kota Yogyakarta, Simbol Toleransi Antarumat Beragama

3 April 2023

Masjid Syuhada, Yogyakarta. Foto: Wikipedia.
Masjid Syuhada Ditetapkan sebagai Masjid Agung Kota Yogyakarta, Simbol Toleransi Antarumat Beragama

Masjid Syuhada tidak hanya bangunan cagar budaya, namun simbol sekaligus monumen peringatan perjuangan para syuhada dalam melawan penjajah.


Alasan Kader Perempuan GMNI Dipanggil 'Sarinah', Terinspirasi dari Pengasuh Soekarno

22 Maret 2023

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). TEMPO/ Gita Carla
Alasan Kader Perempuan GMNI Dipanggil 'Sarinah', Terinspirasi dari Pengasuh Soekarno

Sarinah adalah perempuan pengasuh Soekarno yang sudah menjadi bagian dari keluarganya. Ia jadi panggilan kader perempuan GMNI.


Hari ini di Tahun 1960 Presiden Soekarno Bubarkan DPR Hasil Pemilu 1955, Kenapa?

5 Maret 2023

Presiden pertama RI, Sukarno, berpidato di hadapan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Bung Karno menunjukkan karismanya di hadapan kepala negara dari Asia dan Afrika. Lisa Larsen/The LIFE Picture Collection/Getty Images
Hari ini di Tahun 1960 Presiden Soekarno Bubarkan DPR Hasil Pemilu 1955, Kenapa?

Terdapat sejumlah sebab yang membuat Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil Pemilihan Umum atau Pemilu 1955.


Rumah Singgah Sukarno di Padang Akan Dibangun Kembali, Pemilik Bangunan Minta Maaf

28 Februari 2023

 Rumah Singgah Sukarno di Padang . ANTARA
Rumah Singgah Sukarno di Padang Akan Dibangun Kembali, Pemilik Bangunan Minta Maaf

Bangunan cagar budaya berupa rumah singgah Sukarno itu dibongkar untuk dijadikan restoran.


Djarot Sebut Kedekatan PDIP dengan NU Sejak Soekarno: Bukan Hanya Historis, tapi Ideologis

27 Februari 2023

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Steering Comitee Kongres V PDIP Djarot Saiful Hidayat dalam konferensi pers menjelang Kongres PDIP di Grand Inna Beach, Bali pada Rabu, 7 Agustus 2019. Dewi Nuria/TEMPO
Djarot Sebut Kedekatan PDIP dengan NU Sejak Soekarno: Bukan Hanya Historis, tapi Ideologis

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyatakan hubungan partainya dengan Nahdlatul Ulama (NU) bisa ditarik sejak zaman Soekarno.


Haedar Kenang Alasan Soekarno Jadi Anggota Muhammadiyah di Hadapan Megawati

22 Februari 2023

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah terpilih 2022-2027 Haedar Nashir (kiri) berjabat tangan dengan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah terpilih 2022-2027 Abdul Mu'ti (kedua kanan) didampingi anggota PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas (kanan) saat acara Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Solo, Jawa Tengah, Minggu, 20 November 2022. Haedar Nashir kembali terpilih sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027 dalam sidang Muktamar ke-48 Muhammadiyah. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Haedar Kenang Alasan Soekarno Jadi Anggota Muhammadiyah di Hadapan Megawati

Haedar Nashir mengenang Soekarno yang menjadi anggota Muhammadiyah dan teman dari pendiri organisasi tersebut, K.H Ahmad Dahlan.


Nilai Historis Rumah Singgah Sukarno yang Kini Rata dengan Tanah

18 Februari 2023

 Rumah Singgah Sukarno di Padang . ANTARA
Nilai Historis Rumah Singgah Sukarno yang Kini Rata dengan Tanah

Di rumah Ema Idham di Kota Padang, Sukarno pernah tinggal 3 bulan pada 1942. Rumah itu kini sudah rata dengan tanah.


Soekarno atau Sukarno, Mana yang Benar? Ini Permintaan Bung Karno Penulisan Namanya

18 Februari 2023

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Soekarno atau Sukarno, Mana yang Benar? Ini Permintaan Bung Karno Penulisan Namanya

Nama Presiden Pertama RI Sukarno kerap dieja Soekarno. Padahal Bung Karno menyatakan ejaan namanya adalah su bukan soe.