Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Agustus 1669 Kelahiran Kota Padang, Mengingat Lagi Perlawanan Rakyat Minangkabau Lawan Belanda

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Wali Kota Padang Mahyeldi (tengah), didampingi duta pariwisata, melihat bangunan Silo Gunung yang merupakan bekas gudang penampungan batubara di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Selasa, 29 Oktober 2019. Memiliki luas area 2,5 hektare, situs ini akan dijadikan objek wisata heritage. ANTARA/Iggoy el Fitra
Wali Kota Padang Mahyeldi (tengah), didampingi duta pariwisata, melihat bangunan Silo Gunung yang merupakan bekas gudang penampungan batubara di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Selasa, 29 Oktober 2019. Memiliki luas area 2,5 hektare, situs ini akan dijadikan objek wisata heritage. ANTARA/Iggoy el Fitra
Iklan

TEMPO.CO, Padang -Hari ini, 7 Agustus di tahun 1669 atau tepat 353 tahun lalu, ditetapkan sebagai kelahiran Kota Padang yang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Barat. Pada awalnya darah Padang hanyalah perkampungan nelayan di muara Batang Arau. Setelah Belanda masuk di bawah bendera Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), kawasan ini pun menjadi bandar pelabuhan yang ramai. 

Dilansir dari ekonomi.bunghatta.ac.id, kedatangan VOC membuat pelabuhan kota Padang terus dibangun dalam skala besar. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Belanda membawa hasil jajahan. Pembangunan ini membawa Padang menjadi salah satu kota terbesar di pulau Sumatera. Pada tahun 1668, VOC sukses mengusir pengaruh Kesultanan Aceh pada masa itu dan menanamkan

pengaruhnya di sepanjang pantai barat Sumatera, sebagaimana diketahui dari surat Regent Jacob Pits kepada Raja Pagaruyung yang berisi permintaan dilakukannya hubungan dagang kembali dan mendistribusikan emas ke kota ini. 

Disulap oleh VOC 

VOC berhasil mengembangkan Kota Padang dari perkampungan nelayan menjadi kota metropolitan pada abad ke-17. Padang menjadi kota pelabuhan yang ramai bagi perdagangan emas, teh, kopi, dan rempah-rempah.

Namun masyarakat setempat merasa jengah karena VOC memonopoli perdagangan di tanah kelahiran mereka. Maka pada 7 Agustus terjadilah puncak bentrokan antara warga lokal Minangkabau, terutama warga Pauh dan Koto Tangah melawan VOC. 

Serangan ke Loji-loji Belanda 

Masyarakat Minangkabau saat itu menyerbu Loji-loji atau Benteng Belanda di Muaro, Padang. Benteng ini sempat direbut dan diduduki warga lokal sehingga VOC mengalami kerugian cukup besar. Walaupun dapat diredam dan direbut kembali oleh VOC, utuk mengingat terus peristiwa ini, ditetapkanlah 7 Agustus 1669 sebagai lahirnya Kota Padang. 

Dilansir dari Antara, setelah cukup lama waktu bergulir, seluruh kekuasaan VOC diambil alih pemerintah Belanda dengan membentuk pemerintah kolonial dan Padang dijadikan pusat kedudukan Residen pada 31 Desember 1799. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian beberapa bangsa Eropa bergantian mengambil alih kekuasaan kota Padang. Akhirnya setelah rentetan perang antara Inggris dan Belanda, Inggris sukses menguasai kota ini pada 1781, namun tiga tahun kemudian dikembalikan untuk VOC. Berikutnya pada tahun 1795, Kota Padang kembali diambil alih oleh Inggris.

Namun, sesudah peperangan era Napoleon, pada tahun 1819 Belanda mengklaim kembali kawasan ini yang berikutnya dikukuhkan menempuh Traktat London, yang ditandatangani pada 17 Maret 1824. 

Soekarno pada Maret 1942 sempat akan dibawa dan dilarikan ke Australia oleh pemerintah Belanda ketika tentara Jepang akan menduduki dan menguasai Padang. Kemudian panglima Tingkatan Darat Jepang untuk Sumatera menemuinya untuk merundingkan nasib Indonesia berikutnya. Sesudah Jepang bisa mengendalikan situasi, Padang dijadikan sebagai kota administratif untuk urusan pembangunan dan pekerjaan umum. 

Berita kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 baru sampai ke Kota Padang sekitar akhir bulan Agustus. Namun, tentara Sekutu sempat masuk kembali ke Kota Padang menempuh Pelabuhan Teluk Bayur pada 10 Oktober 1945, dan menempati Padang selama 15 bulan. 

Setelah sempat dijadikan salah satu negara bagian Republik Indonesia Serikat (RIS), akhirnya Kota Padang dikembalikan ke tangan Republik Indonesia pada 9 Maret 1950. 

ANNISA FIRDAUSI
Baca juga : Kawasan Kota Tua Padang Dipercantik, Agar Menjanjikan Sebagai Destinasi Wisata Baru

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

9 jam lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Mathilda Khoo
Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.


Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

14 jam lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.


Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

2 hari lalu

Beberapa pengunjung Pra Bumi Sustain Market Vol 2 di Padang, 19-21 April 2024, sedang memilih buku bekas. Foto TEMPO/ Fachri Hamzah.
Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Selain barang-barang ramah lingkungan, di acara ini juga terdapat jualan buku bekas.


Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

2 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.


Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

3 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Adrien Olichon
Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.


Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

4 hari lalu

Ilustrasi Bus ALS. Wikipedia/Mujiono Ma'ruf
Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

Bus ALS alami kecelakaan di Malalak Selatan, Agam, Sumatera Barat pada Senin 15 April 2024. Berikut profil PO bus ALS yang beroperasi sejak 1966.


Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

8 hari lalu

Masjid Al Hakim yang memiliki model arsitektur mirip Taj Mahal India. TEMPO/Fachri Hamzah
Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

Kota Padang punya beberapa destinasi wisata religi antara lain Masjid Raya Sumatera Barat, Masjid Al Hakim, dan Masjid Raya Ganting. Ini istimewanya.


5 Tradisi Unik Lebaran di Sumatera Barat, Malamang hingga Tradisi Bakajang

15 hari lalu

Peserta malamang pada FBIM 2019, Palangka Raya, Selasa 18 Juni 2019.ANTARA/Muhammad Arif Hidayat
5 Tradisi Unik Lebaran di Sumatera Barat, Malamang hingga Tradisi Bakajang

Keunikan tradisi Idul Fitri atau lebaran di Sumatera Barat tak kalah dengan daerah lainnya. Di sini ada Malamang, Kabau SIrah, hingga Bakajang.


Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

15 hari lalu

Demonstran pro-Palestina melakukan protes saat konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berkecamuk di Munich, Jerman, 9 Oktober 2023. REUTERS/Christine Uyanik
Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza


Menu Lebaran ala Padang: Lamang Tapai, Kue Sapik, hingga Itik Koto Gadang

15 hari lalu

Berbuka dengan Lamang Tapai
Menu Lebaran ala Padang: Lamang Tapai, Kue Sapik, hingga Itik Koto Gadang

Menu lebaran di tiap daerah banyak variannya, termasuk di Sumatera Barat. Makanan ala restoran Padang pun tersaji mulai lamang sampai Itik Koto Gadang