TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah partai nonparlemen telah mendaftar sebagai calon peserta Pemilu 2024 di hari pertama pendaftaran, Senin 1 Agustus 2022. Mereka menyatakan siap bertarung merebut suara pemilih dan optimistis lolos ambang batas parlemen 4 persen. Beberapa partai bahkan menargetkan perolehan suara di atas dua digit.
Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) misalnya, memimpin langsung pendaftaran partainya ke KPU, Senin, 1 Agustus 2022. HT memasang target Perindo harus memperoleh minimal 60 kursi DPR pada Pemilu 2024.
"Jadi targetnya sudah double digit ya, sudah tidak single digit lagi. Di atas 10 persen," ujar HT di kantor KPU, Senin, 1 Agustus 2022.
Berdasarkan Pasal 414 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun Tahun 2017 tentang Pemilu, partai politik harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit sebesar 4 persen dari jumlah suara sah nasional untuk lolos ke parlemen.
Pada Pemilu 2019 lalu, Perindo termasuk dalam partai-partai yang tidak memenuhi ambang batas atau parliamentary threshold. Mereka hanya mendapat suara sebanyak 3.738.320 atau 2,67 persen.
Selain Perindo, Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) juga telah mendaftar di hari pertama. Ketua Umum PKP Yussuf Solichien memimpin rombongan saat pendaftaran. PKP berharap meraih 34 kursi di DPR di Pemilu 2024, sehingga dapat berperan aktif dalam perumusan kebijakan dan strategi nasional di tingkat pusat.
"Kita jawab pesimisme orang lain yang bilang PKP tak mungkin lolos jadi peserta dan lolos parliamentary threshold. Kita akan bangun sejarah baru, jadi partai besar, apalagi kita bukan partai kemarin sore," tuturnya.
Sementara Partai Bulan Bintang (PBB) tak berharap muluk-muluk. Mereka menargetkan suara 4 persen agar bisa kembali masuk ke parlemen di Pemilu 2024
"Minimal kami bisa lolos parliamentary threshold 4 persen, setara dengan 25 kursi," ujar Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Noor di kantor KPU, Senin, 1 Agustus 2022.
Untuk mencapai target tersebut, Afriansyah menyebut PBB berupaya keras menguatkan infrastruktur partai hingga tingkat kelurahan. Mengingat, suara PBB di Pemilu 2019 tak sampai 1 persen, tepatnya 0,79 persen.
"Kami partai yang sudah cukup lama, PBB ini baru berulang tahun ke-24 dan kami sudah punya cukup pengalaman, tapi memang pengalaman yang periode kemarin, kesiapan infrastruktur kami sangat lemah. Ini yang kami perbaiki sejak 2019," ujar dia.
Afriansyah mengatakan partainya juga telah merekrut dan merangkul kader-kader milineal untuk menyasar kelompok pemilih pemula. PBB tidak ingin gagal lagi masuk parlemen setelah tiga periode sebelumnya kalah.
"Karena PBB pada 1999-2009 pernah berjaya punya kursi di DPR-RI. Jadi kursi ini akan kami ambil kembali. Kami perintahkan kepada semua DPC, DPW untuk merangkul tokoh masyarakat, ulama, pondok pesantren, seluruhnya. Sekarang paradigma kami ini, partai islam modernis. Di tempat-tempat kita yang minoritas, sekarang pengurusnya sudah non-muslim. Strategi ini kami pakai, mudah-mudahan ini bisa merangkul semua kekuatan yang ada di Indonesia," ujar dia.
Sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah menyebut posisinya saat ini juga sangat strategis untuk mendekati pemilih. "Posisi saya ini sangat strategis, apalagi bersentuhan dengann teman-teman di bawah, buruh, petani, nelayan. Saya akan menggunakan posisi saya sebagai Wamen membantu pemerintah. Ketika kita melakukan hal yang terbaik tentunya yang punya nama adalah PBB. Mudah-mudahan jabatan saya ini bisa bermanfaat bagi Partai Bulan Bintang," ujar dia.
DEWI NURITA
Baca: Partai Kebangkitan Nusantara yang Didirikan Loyalis Anas Urbaningrum Daftar ke KPU Hari Ini