Ibarat Air dan Minyak
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai koalisi ini seperti eksperimen politik yang sedang dilakukan PKB dan PKS untuk menciptakan varian gerbong koalisi baru menjelang Pilpres 2024.
Kendati, Umam menilai dua partai Islam atau partai berbasis Ormas Islam ini sulit bersatu karena keduanya memiliki paradigma politik Islam yang sangat bertolak belakang.
PKB lahir dari rahim politik Nahdlatul Ulama (NU) yang merepresentasikan watak moderatisme, sedangkan PKS lahir dari gerakan Tarbiyyah yang mewadahi segmen muslim kelas menengah-perkotaan yang belakangan cenderung menunjukkan karakter keberislamannya yang konservatif.
"Akibatnya, dalam berbagai momentum politik, relasi PKB dan PKS ini ibarat air dan minyak," ujar Umam, Senin, 13 Juni 2022.
Direktur Eksekutif Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Kunto Adi Wibowo sependapat, PKS dan PKB sulit bersatu jika melihat garis ideologi maupun pandangan keislaman keduanya.
Kendati demikian, ia menilai tidak ada yang tidak mungkin dalam politik.
Kunto menduga PKB sedang melakukan tes ombak.
"Jadi cek ombak dulu melihat reaksi, kalau oke dilanjutkan, kalau enggak ya, tinggal bilang koalisi belum pasti. Kalau Cak Imin sudah menyatakan koalisi itu belum pasti, mungkin ada resistensi besar baik dari internal PKB maupun PKS sendiri," ujarnya saat dihubungi terpisah.
Baca juga: Cak Imin Sebut Koalisi PKB-PKS Belum Pasti, Pengamat: Cuma Gimik
DEWI NURITA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini