Menurut Jazilul, PKB dengan PKS merupakan partai papan tengah yang sederajat perolehan suaranya sehingga lebih mudah untuk menjalin koalisi.
”Koalisi itu ibarat pernikahan, ada syaratnya harus sekufu atau sederajat. PKB dengan PKS itu satu derajat, gampang untuk mencari kecocokan, untuk mencari maharnya karena kita sama-sama partai tengah sehingga mudahkan jalan komunikasinya. Berbeda kalau PKB melamar ‘partai gajah’ dimana PKB ingin jadi capres, itu kan pasti dianggap enggak sekufu,” kata dia.
Sejauh ini, ujar dia, komunikasi yang dibangun PKB dengan PKS bisa berjalan dengan baik. Meskipun, Gus Jazil juga mengakui bahwa kedua parpol ini memiliki konstituen yang berbeda.
”Koalisi PKB dan PKS ibarat peribahasa: asam di gunung, garam di laut, di dalam periuk kita bertemu,” ujar Jazilul.
Selain itu, Jazilul menyebut Koalisi Semut Merah ini dibentuk dengan niat untuk memberikan solusi alternatif buat Indonesia. Misalnya, menghentikan polarisasi yang selama ini terjadi ketika menjelang dan sesudah pemilu.
Ia mengklaim koalisi yang hendak dibangun kedua partai ini memiliki arah, cita-cita dan visi yang jelas untuk memperbaiki kondisi bangsa ke depan.
Masalahnya, koalisi PKS dan PKB ini belum memenuhi presidential treshold 20 persen. Jumlah kursi PKS di DPR sebanyak 50 dan PKB sebanyak 58, sehingga masih membutuhkan 7 kursi atau minimal satu partai lagi untuk bisa mengusung pasangan calon presiden-calon wakil presiden.
Untuk memenuhi syarat tersebut, Jazilul meyakini akan ada partai lain yang bergabung. Ihwal kemungkinan koalisi ini akan mengajak partai lain seperti Partai Persatuan Pembangunan yang juga memiliki basis pemilih kelompok Islam, Jazil belum bisa memastikan. Sebab, PPP kini sudah bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu.
"PKB punya tata krama. Kalau orang sedang lamaran jangan ikut melamar, kecuali nanti begitu lamarannya batal, mau balik, ya kami terima. Misalkan sekarang KIB lagi pacaran, kan kita enggak ganggu. Kalau enggak jadi, namanya orang patah hati ya kita terima,” kata dia.
Menurutnya, hal seperti itu sangat wajar terjadi. Termasuk wajar ketika PKB saat ini menggagas koalisi dengan PKS. ”Gitu kan wajar-wajar saja. Kami juga enggak ingin jomlo, wajar-wajar saja. Mau dibilang test the water, silakan. Mau dibilang pacaran dini, silakan,” kata dia.